Rischan Mafrur
24 Purnama Di Negeri Ginseng
Deskripsi
Rakyat korea berevolusi mental dalam arti sesungguhnya. Saking kerja kerasnya, pemerintah sampai melarang bimbingan belajar buka diatas pukul 23:00 (karena peminatnya yang tinggi) atau perpustakaan yang mengharuskan para pembaca memperbarui tempat duduknya setelah menempatinya selama 4 jam ( karena demand yang tinggi untuk ruang baca). Jam kerja tertinggi di dunia adalah korea selatan. Walau korea hari ini menunjukkan "wajah tangguh". Kehidupan di korea juga memiliki sisi-sisi humanis yang unik. Kita tahu bagaimana seorang yang lebih tua akan lebih dihormati. Sebaliknya, seorang yang lebih tua akan menjaga yang lebih muda.
Menjadi seorang pelajar di korea adalah kisah hidup yang akan selalu berharga untuk dikenang, mungkin hingga akhir hayat. "mimpi itu kian nyata, tulislah mimpi- mimpimu itu, sebab mimpi adalah bahan bakar kita untuk bergerak".
"hidup akan lebih berharga ketika seseorang memiliki impian yang dia perjuangkan. maka, bermimpilah, dan jadikanlah mimpi tertinggimu itu sebagai target hidupmu. karena semua hal besar didunia berawal dari impian".
Buku ini mengajak pembaca untuk berpetualang serta menyaksikan bagaimana suka dan duka kuliah dikorea. isi buku ini benar-benar bersumber dari berbagai hal nyata yang saya alami sendiri. banyak hal mengasyikkan yang saya alami selama dikorea, seperti jalan-jalan dan makan-makan , yang intinya bersenang-senang. saya juga menyertakan kesedihan dan kegalauan saya menjadi orang di perantauan, seperti dimarahi profesor, shock culture, kelihatan ndeso, suntuk dan kangen rumah. saya pun menuliskan perjuangan saya dapatkan dari research scholarship di chonnam national university, korea selatan. Buku ini juga berisi motivasi bagi adik-adik agar mempunyai mimpi setinggi-tingginya dan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya.
Yuk segera dapatkan bukunya di Gramedia!
Sinopsis
Ketika semua persiapan untuk berangkat ke luar negeri sudah lengkap, lalu bagaimana jika menjelang hari H, dokumen-dokumen yang paling dibutuhkan hilang? Apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti itu? Apalagi, mengurus ulang dokumen butuh waktu yang tidak sebentar, bahkan tidak mudah. Itulah hari yang kacau bagi Rischan Mafrur, yang nyaris gagal meraih beasiswa kuliah S2 di Chonnam National University, salah satu kampus bergengsi di Korea Selatan, gara-gara tasnya hilang selepas mengurus visa di Jakarta dalam perjalanan pulang ke Yogyakarta.
Bagaimana Rischan, si anak petani kampung itu akhirnya bisa mengurus kembali dokumen tersebut dalam waktu singkat? Apa yang membuat dia begitu yakin dengan ucapan ^kalau rezeki tak akan ke mana^? Lalu, bagaimana dia dapat bertahan saat terkena cacar api ketika di Korea? Suka-duka, interaksinya dengan profesor kampus yang penuh disiplin, tentang menjadi minoritas, tips mendapat beasiswa, juga kisah cintanya, tersaji apik di dalam 24 Punama di Negeri Ginseng ini. Selamat bermimpi, selamat menemukan yang kau cari!
Baca Selengkapnya
Detail Buku