Donny Dhirgantoro
5 cm. (Cover 2024)
Format Buku
Deskripsi
Lima sahabat telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah Arial yang paling tampan, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Kegemaran mereka adalah mengeksekusi hal-hal yang tidak mungkin dan mencoba segala hal, mulai dari kafe paling terkenal di Jakarta, sampai nonton layar tancap. Semuanya penggemar film, dari film Hollywood sampai film yang nggak kelas—kecuali film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia atau masalah pasti ada jalan keluarnya, tapi bukan dalam bentuk joget.
Suatu saat, karena terdorong oleh rasa bosan di antara satu dan yang lain, mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Selama tiga bulan berpisah itulah telah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan keyakinan, mimpi, cita-cita, dan cinta. Sebuah perjalanan yang telah mengubah mereka menjadi manusia sesungguhnya, bukan Cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.
“Ada yang pernah bilang kalau idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh generasi muda.”
Blurb:
5 cm and a new me …
Sore ini, setelah menyelesaikan halaman terakhir “5 cm”-nya Donny Dhirgantoro, saya terdiam lama,
dan menangis. Buku ini, entah bagaimana, membuat saya memandang dunia, hidup, dan segala sesuatu di sekitar saya, dengan cara yang berbeda. Cerita tentang persahabatan lima anak muda ini yang menjadi tokoh sentral dalam buku ini seakan membuka mata saya, membangunkan “saya” yang lain, yang bukan saya.
Buku yang keren. Kocak, seru, menyentuh. Saya seperti diingatkan pada banyak hal yang sekian lama saya lupakan. Kisah perjalanan mereka berlima ke puncak Mahameru setelah mereka terpisah selama tiga bulan benar-benar luar biasa. Dialog-dialog ancur dan gila-gilaan khas anak muda, penggalan lagu-lagu keren, dialog-dialog dari film-film bagus, banyak banget bertebaran dari awal sampai akhir cerita.
Buku ini mengingatkan saya sekali lagi tentang kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan. Dan, bahwa kita tak perlu bukti dan hitungan dan rumus-rumus yang rumit untuk membuktikan keajaiban itu. kita hanya harus mempercayainya. Dan sore ini, beberapa menit menjelang magrib, saya menikmati hujan dari balik jendela kamar saya, memandang dan mengagumi rintiknya. Langit yang sama, hujan yang sama. Tapi, kenapa rasanya beda banget ya? Lalu saya tengadah menatap langit, sesenggukan, dan tersenyum membisikkan “Terima kasih Tuhan...”.
Venus, Blogger, http://venus-to-mars.com
Selling Point:
-Buku yang mendapat label Buku Sepanjang Masa oleh Goodreads Indonesia.
-Novel yang evergreen sejak pertama kali terbit
-Telah difilmkan dan mendapat sambutan ramai oleh masyarakat pada tahun 2012
Baca Selengkapnya
Detail Buku