86 - Sebuah Novel

Novel “86” mengangkat isu praktik korupsi, budaya ‘86’, dan permasalahan sosial lainnya yang terjadi di tanah air. Kisahnya sendiri berpusat pada tokoh utama, Arimbi, gadis desa yang merantau ke ibu kota dan menjadi juru ketik di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Keluguannya membuat Arimbi terbawa arus dan perlahan ikut melakukan tindakan terlarang hingga menjalani kehidupan yang tragis. Ditulis oleh Okky Madasari, novel ini juga berhasil meraih 5 Besar Khatulistiwa Literary Award 2011 Prosa. Sinopsis Buku 5 Besar Khatulistiwa Literary Award 2011 Prosa Apa yang bisa dibanggakan dari pegawai rendahan di pengadilan? Gaji bulanan, baju seragam, atau uang pensiunan? Arimbi, juru ketik di pengadilan negeri, menjadi sumber kebanggaan bagi orangtua dan orang-orang di desanya. Generasi dari keluarga petani yang bisa menjadi pegawai negeri. Bekerja memakai seragam tiap hari, setiap bulan mendapat gaji, dan mendapat uang pensiun saat tua nanti. Arimbi juga menjadi tumpuan harapan, tempat banyak orang menitipkan pesan dan keinginan. Bagi mereka, tak ada yang tak bisa dilakukan oleh pegawai pengadilan. Dari pegawai lugu yang tak banyak tahu, Arimbi ikut menjadi bagian orang-orang yang tak lagi punya malu. Tak ada yang tak benar kalau sudah dilakukan banyak orang. Tak ada lagi yang harus ditakutkan kalau semua orang sudah menganggap sebagai kewajaran. Pokoknya, 86!