Bahrus Surur-iyunk
Agar Imanku Semanis Madu
Deskripsi
Semua orang boleh saja mengaku beriman. Bahkan, merasa dirinya paling beriman sekalipun–meski ada juga yang beriman tapi tidak pernah terucapkan. Tapi, beriman tidak cukup hanya dengan meyakini dalam hati. Pun tidak akan mendapatkan keutamaan jika hanya diyakini dan diucapkan.
Beriman akan terasa penuh makna manakala seseorang itu meyakini dalam hati, lalu mengucapkannya dengan lisan dan kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan dan kesalehan. Dari titik inilah seseorang akan merasakan betapa Tuhan itu hadir dalam kehidupan. Kehadiran-Nya bisa dilihat dari perilaku keseharian seseorang. Tidak patut seseorang itu beriman manakala ia belum berempati dan bersimpati kepada orang lain. Belum layak menikmati manisnya iman, jika ia masih menyakiti tetangganya, mengambil hak orang lain, mudah menyalahkan orang lain, tidak menghargai perbedaan dan tidak memiliki kepedulian sosial-kemanusiaan.
Buku ini ingin menjelaskan secara kongkrit bagaimana seseorang itu semestinya beriman. Tentu tidak dengan penjelasan yang rumit, tetapi membangun hubungan positif antara keimanan dan perilaku kehidupan manusia secara riil. Dengan latar belakang kisah inspiratif dan menyentuh, buku ini sangat mudah dicerna dan dinikmati.
Baca Selengkapnya
Detail Buku