Sapardi Djoko Damono
Alih Wahana
Format Buku
Deskripsi
Alih wahana artinya pengubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Wahana berarti kendaraan, jadi alih wahana adalah proses pengalihan dari satu jenis kendaraan' ke jenis kendaraan' lain. Sebagai 'kendaraan, suatu karya seni merupakan alat yang bisa mengalihkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Dalam arti yang lebih luas, istilah ini bahkan juga bisa mencakup pengubahan dari berbagai jenis ilmu pengetahuan menjadi
Bobot utama buku ini terletak justru pada kesederhanaannya. Sapardi tidak menguraikan berbagai konsep dengan menggunakan banyak jargon ataupun istilah, yang sering kali mematikan minat orang untuk menekuni sesuatu yang baru secara lebih jauh. Dengan fasih dan mengalir, berbagai gagasan yang berkaitan dengan alih wahana dipaparkan, dan pembaca tampaknya senantiasa berada dalam benak si penulis ketika ia menorehkan kata-katanya dalam kalimat dan paragraf
Manneke Budiman Ph.D.
Profil Penulis:
Sapardi Djoko Damono (20 Maret 1940 – 19 Juli 2020) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Dalam dunia kesusastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an.
Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018).
Baca Selengkapnya
Detail Buku