Wiwid Prasetiyo
Bacalah Buku Ini Saat Jiwamu Lelah
Format Buku
Deskripsi
Bukan menjadi sebuah rahasia lagi jika setiap manusia itu sering kali bergelut dalam emosinya sendiri. Siapa sih yang nggak terlena dengan emosi-emosinya. Kita semua pasti pernah didewasakan oleh emosi-emosi kita sendiri. Entah kenapa kita hobi sekali mengoleksi emosi, apalagi yang negatif. Beberapa di antara kita dapat dengan nyaman menemukan jalan keluarnya, tetapi banyak juga dari kita yang sama sekali tidak menemukan jalan keluar dan justru bolak-balik masuk ke lubang yang sama over and over again. Why then?
Banyak sekali perspektif tentang rasa lelah tetapi pada bab pendahuluan ini, akan saya jelaskan dalam satu perspektif saja, yakni kelelahan bagian dari keniscayaan atas konsekuensi-konsekuensi pilihan kita. Seseorang yang memutuskan untuk menjomblo atau bercerai, mungkin awalnya akan menjalani dengan rasa senang, tetapi lama-kelamaan mereka akan menerima akibat dari pilihannya. Menjomblo akan menjadi orang yang terasing seumur hidup, sebagai contoh seperti orang Jepang yang tidak mau ribet memilih memelihara boneka atau anak anjing.
Akan tetapi, ia akan mengidap kesepian purna, keterasingan hingga ajal menjemput, karena di hari tua yang butuh perawatan dari orang lain, ia tak mendapatkannya, itu salah satu jenis rasa lelah yang sering menjadi beban pikiran di hari tua, bahkan tiada terobati. Begitu pula memutuskan untuk bercerai karena terlanjur tidak cocok dengan suami menimbulkan konsekuensi anak anak yang kehilangan pegangan, anak-anak yang ketakutan bersembunyi di bawah meja ketakutan, menjadi anak-anak yang minder dan pemurung. Jika sudah begitu, penyesalan orang tua
Kita sebagai manusia tidak bisa terhindar dari namanya kelelahan fisik, psikis, dan tentu saja: serangan kontaminasi emosi orang lain. Buku ini mengajak kita untuk sedikit keluar dari zona nyaman kita dan mencoba untuk mengatur mindset kita sendiri untuk tangguh dalam menghadapi situasi apa pun. Lelah tidak selalu harus dikambinghitamkan. Lelah harus disadari dan di-maintain segala aspek yang membuatnya mewujud. Selamat membaca, wahai jiwa-jiwa yang lelah. Semoga nutrisi jiwamu tercukupi dan menjadi pribadi yang bahagia.
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Juli 2023
Baca Selengkapnya
Detail Buku