Gramedia Logo
Product image
Juan Carlos Rey, Antonio Campo, Dan Marco Ramerini

Benteng-Benteng Di Kepulauan Maluku Ternate Dan Tidore

Format Buku
Deskripsi
Indonesia dijuluki sebagai mother of spices atas kekayaan rempah rempahnya, dengan nilai ekspor rempah di Indonesia mencapai angka USD 1.02 billion atau sekitar Rp. 14,65 triliun. Melalui gastronomy tourism dan Indonesia Spice Up the World, Indonesia mencoba kembali memperkenalkan kekayaan rempah Indonesia ke seluruh dunia. Menilik ke 500 tahun yang lalu, Ferdinand Magellan, seorang penjelajah Portugis, memulai pelayaran laut terbesar dan terpenting yang pernah dilakukan. Karena ekspedisi tersebut, pulau-pulau di Indonesia memainkan peran ekonomi yang signifikan karena posisinya yang strategis di "Jalur Rempah". Saat ini, berbagai peninggalan sejarah dari ekspedisi Magellan masih bisa kita saksikan di Ternate dan Tidore, salah satunya adalah keberadaan benteng-benteng yang ditetapkan sebagai cagar budaya sekaligus destinasi wisata. Buku Benteng-benteng di Kepulauan Maluku: Ternate dan Tidore hadir sebagai bentuk pengarsipan bangunan bersejarah di Pulau Ternate dan Tidore. Buku ini merupakan aset berharga bagi wisatawan yang tertarik untuk menjelajahi Pulau Ternate dan Tidore melalui kekayaan rempah dan arsitektur militer abad 16 dan 17. Menggunakan bahasa yang ringan serta foto-foto dan ilustrasi yang menarik, buku ini tidak hanya dapat dinikmati oleh pecinta sejarah, tetapi juga semua kalangan. Buku Benteng-benteng di Kepulauan Maluku: Ternate dan Tidore menawarkan perjalanan yang persis dan terperinci dari masing-masing benteng Ternate dan Tidore yang dibangun oleh kekuatan bangsa Eropa yang bersaing untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dari pulau rempah-rempah ini, utamanya cengkeh dan pala, selama abad ke-16 dan ke-17. Buku dengan foto dan ilustrasi menarik ini menyajikan informasi kepada para pelancong tentang aspek-aspek historis terpenting yang terjadi selama periode paling bergejolak dalam sejarah Kepulauan Maluku.
Detail Buku