Gramedia Logo
Product image
Jemi Wijaya

Berdamai dengan Luka Batin

Format Buku
Deskripsi
Kamu bisa melalui situasi yang tidak menyenangkan itu. Bertumbuh menjadi kuat tanpa kamu duga. Dari kesakitan itu akhirnya kamu jalani juga. Dari luka itu akhirnya kamu mengerti juga. Mungkin kemarin air mata berlinang. Kini terasa biasa-biasa saja, akhirnya. Meski soal menerima perlu sepenuh jiwa. Perlahan luka-luka itu pudar, perlahan sakit itu berubah menjadi sekuat kamu hari ini. Mari merayakan kesakitan, untuk perlahan-lahan menjadi versi terbaik dirimu seutuhnya. Tenang saja, serapuh apa pun kita, kita akan tetap bertumbuh. Mungkin, kamu pernah berada di posisi menjalani hidup dengan banyak ketidakselarasan prinsip yang kamu bawa. Banyak sekali opini dan tuntutan dari orang-orang terdekat maupun orang asing yang baru saja kamu temui. Kemudian, terciptalah luka yang membuatmu rapuh hingga putus harapan. Hal itu, memang bisa dikatakan sebagai hal yang di luar kendali. Sebentar, jangan langsung merasa patah. Kadang kita tidak mampu sejalan antara prinsip, kenyataan yang menerjang kita, dan perkataan yang saling menyudutkan di antara kita. Tapi, manusia tetap punya harapan untuk merasa lebih baik dari hari lalu, hari kemarin, dan segala sesuatu yang menyakitkan. Boleh jadi luka kita hari ini adalah cara untuk membuatmu terbiasa, atas alur hidup yang semakin hari semakin melelahkan, dan bahkan di luar dari dugaan. Kita tak akan pernah dapat terhindar dari luka, tetapi kita hanya bisa belajar untuk terbiasa atas luka. Berharap semakin kuat untuk tempuh hidup dari waktu ke waktu. "Percayalah, hari-hari baik itu ada." Luka yang menyakitkan itu akan pudar bersama waktu yang jauh dari sebuah perkiraan. Puing-puing luka itu menjelma menjadi kebahagiaan yang dapat kamu peluk dengan senyaman-nyamannya. Sehingga kamu akan berkata, “Ini sungguh luar biasa, ternyata aku sudah bertempuh sejauh ini." Tentang Penulis Jemi Wijaya. Nama lengkap yang diberikan oleh orangtuanya, sebagai doa pengiring tenang hadapi hidup. Sebab, arti nama tersebut kurang lebih adalah orang yang mampu berpikir kritis dan selalu mendapat keberuntungan. Ia lahir di Kota Angin, Majalengka pada 6 Oktober 2000. Kegemarannya menulis didasari oleh keresahan yang ia pikul sendirian. Menamatkan sekolah formal dan informal untuk bekalnya, begitu ujar ibu dari sosok ini. Buku yang telah terbit pada langkah awal menulisnya, berjudul Menulis Ku Karenamu. Tahun Terbit: Cetakan I, Mei 2023
Detail Buku