Era Findiani
Berdamai Dengan Rasa Marah
Format Buku
Deskripsi
Ingin marah, marahlah. Marahlah secara bijak dan alami. Sebagai manusia normal, kita masih perlu marah dan mengekspresikan rasa marah itu. Marahlah jika diperlukan. Anda boleh marah jika dengan marah Anda bisa menegaskan kepada seseorang atas kesalahannya. Manusia merupakan makhluk sosial. Setiap manusia dalam menjalani siklus hidupnya pastilah melakukan interaksi atau menjalin hubungan dengan orang lain di sekitarnya, baik itu orang terdekat mereka ataupun orang asing yang hanya akan mereka temui sekali seumur hidup. Setiap interaksi yang dilakukan dengan orang lain pastilah tidak selalu berjalan dengan lancar atau hanya sekadar berjalan normal. Akan tetapi, terkadang ada beberapa faktor yang membuat interaksi yang dilakukan tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Hal inilah yang menjadi pemicu munculnya konflik dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian jika konflik ini tidak segera ditangani akan memunculkan beberapa masalah lain, seperti mulai muncul rasa kecewa, sedih, tersakiti hingga berujung pada rasa marah. Ya, setiap orang sebaik apa pun pasti pernah merasa kecewa dan marah. Tunggu, jangan menganggap marah sebagai sebuah hal negatif atau buruk dulu, ya. Karena ada hal-hal istimewa yang tersembunyi dari perasaan “marah” itu sendiri. Marah bisa dinilai sebagai hal positif jika marah tersebut dilakukan dengan cara yang benar dan bijak, menggunakan kata-kata atau kalimat-kalimat yang baik pula. Akan tetapi, ketika amarah tersebut diekspresikan secara destruktif, yaitu dengan memaki, mengumpat, berkata-kata kotor, membanting barang, merusak barang atau memukul orang, maka rasa marah itu akan menjadi emosi negatif. Lepas kendali atas rasa marah diri-sendiri dapat memicu perasaan bingung, tidak berdaya, bahkan frustasi, stress atau depresi. Buku ini membimbing Anda untuk mengenal batas-batas itu.
Baca Selengkapnya
Detail Buku