Berdamai dengan Sakit Hati

Banyak yang menganggap sakit hati adalah luka dan malapetaka dalam hidupnya. Padahal jika dilihat dari perspektif lain, sakit hati dan luka adalah anugerah. Kenapa anugerah? Karena dengan rasa sakit, ada kekuatan energi luar biasa yang keluar dari diri kita. Di mana energi tersebut TIDAK MAU KELUAR jika tidak dalam kondisi terjatuh. Saat energi luar biasa mampu dikontrol dengan bijak akan melahirkan peluang yang bersifat membangun. Sebaliknya, ketika energi tersebut disikapi dengan dendam dan emosi negatif, hal itu akan mengubah kita sebagai monster. Sakit hati itu pasti dirasakan oleh manusia yang tidak dapat ditolak. Sakit hati adalah indikator tubuh mengaktifkan rasa sensitif agar lebih peka pada diri sendiri, lingkungan, sekaligus juga sarana untuk memahami hidup yang rumit ini. Ternyata rahasianya sangat sederhana ya! Tentang Penulis Daripada dipanggil sebagai Elisa, S.Psi, perempuan kelahiran 1990 ini lebih senang disapa dengan Irukawa Elisa. Sebagai lulusan S-1 Psikologi, dia bukanlah seorang psikolog, tetapi memiliki ketertarikan pada cabang ilmu psikologi sosial dan kognitif. Irukawa Elisa sudah berkecimpung di dunia jurnalistik sejak SMK di tahun 2008 hingga 2019. Sepertinya apa yang dilakukan selama ini tidak membuatnya puas, justru semakin antusias. Dia memanfaatkan waktu luangnya untuk mengikuti banyak kegiatan. Sekarang fokusnya masih di dunia tulis-menulis. Tampaknya Elisa tipe orang yang bebas. la pun memutuskan tidak fokus sebagai karyawan, tapi fokus pada eksplorasi dirinya sendiri. Meskipun demikian, Elisa pernah bekerja di beberapa posisi seperti produser film animasi di Lautan Animasi, pernah sekretaris redaksi Tabloid BIAS, bekerja sebagai internet marketing di Deepublish, menjadi pengkaji naskah film, dan masih banyak lagi. Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2023