Gramedia Logo
Product image
Ayu Utami

Bilangan Fu

Format Buku
Deskripsi
Kasus-kasus ganjil terjadi di Sewugunung. Mayat hilang dari kubur. Pembunuhan guru ngaji. Sirkus manusia aneh.... Menjadi saksi rangkaian kejadian itu adalah Sandi Yuda, seorang pemanjat tebing yang melecehkan gaya hidup urban maupun takhayul pedesaan. la bertemu dengan Parang Jati, seseorang yang perlahan menyingkapkan misteri maupun kerentanan, dan mengubah cara berpikir Sandi Yuda. Persahabatan mereka berjalin demikian erat, hingga ia tak keberatan berbagi kekasihnya, Marja, andaikan itu harus terjadi. Tapi, dalam cinta segitiga yang istimewa, eros tak harus selalu menjadi erotisme. Ketiganya lokal terbelit dalam ketegangan antara spiritualitas dan modernitas yang ternyata dogmatis. Profil Penulis: Ayu Utami, ketika menulis Bilangan Fu, dikenal sebagai novelis dan kolumnis. Lahir di Bogor, kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (kini Fakultas Ilmu Budaya). Di masa rezim militer Orde Baru, sembari kuliah ia menjadi wartawan dan ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen, yang memperjuangkan kebebasan pers. Ia dan sesama aktivis AJI pernah di-blacklist dari dunia jurnalistik di era kepemimpinan otoriter Soeharto itu. Nama Ayu Utami mencuat di dunia sastra karena novel pertamanya, Saman (1998), yang dianggap mendobrak tabu dan memperluas cakrawala sastra Indonesia. Novel itu mendapatkan penghargaan dalam dan luar negeri, dan menjadi best seller di zamannya. Kini, selain menulis, ia bekerja untuk kesenian dan wacana di Komunitas Salihara (salihara.org) dan Komunitas Utan Kayu (teaterutankayu. org), dua ruang seni dan intelektualitas di Jakarta. Sejak 2011, ia membuka kelas menulis setiap tahun (sekitar Juni-Agustus), dan memperkenalkan Menulis dan Berpikir Kreatif Cara Spiritualisme Kritis, dan menjadi direktur Literature and Ideas Festival (LIFEs) di Komunitas Salihara. Ia mengelola kelas pemikiran informal (Philosophy Underground dll.) di Teater Utan Kayu. Mendapatkan penghargaan: novel terbaik Dewan Kesenian Jakarta 1998 untuk Saman, Khatulistiwa Literary Award 2008 untuk Bilangan Fu; Prince Claus Award 2000, Penghargaan Mastera untuk Sastrawan Kreatif 2008, Penghargaan Ahmad Bakrie untuk Kesusastraan 2018. Tiga novelnya—Saman, Larung, Bilangan Fu—telah diterbitkan dalam bahasa-bahasa asing. Novel dan buku lainnya yang telah terbit, antara lain: Trilogi Si Parasit Lajang, Cerita Cinta Enrico, Pengakuan Eks Parasit Lajang; Seri Bilangan Fu Manjali dan Cakrabirawa, Lalita, Maya; Seri Spiritualisme Kritis Simple Miracles, juga Seri Zodiak (bersama murid-muridnya). Seri Bilangan Fu dan Seri Spiritualisme Kritis tidak bisa dilepaskan dari Bilangan Fu. Sejak novel ini, ia mempromosikan spiritualisme kritis. Ayu tinggal di Jakarta bersama fotografer Erik Prasetya serta beberapa ekor kucing, anjing, dan burung. Lebih lanjut: www.ayuutami.info
Detail Buku