Gramedia Logo
Product image
Abay Adhitya

Cinta dalam Ikhlas

Deskripsi
Setiap manusia, pasti pernah merasakan sulitnya melupakan sebuah memori. Meski kita setengah mati berusaha menghilangkannya dalam ingatan, namun sulit kita lupakan. Justru semakin besar energi kita untuk melupakan, maka semakin besar pula memori tersebut muncul bak film drama dengan detail yang tergambar di depan mata. Memori itu menjadi bagian tak terpisahkan dari momen hidup kita, mewarnai dan menghantui hidup setiap manusia. Bahkan sesekali, memori itu mampu masuk ke dalam mimpi kita, dan membuat kita terbangun dari tidur dengan mata yang berair. Memori itu bernama kehilangan. Kehilangan membuat hati terasa tertusuk. Membuat dada terasa sesak menghimpit. Menyisakan perih yang berlarut-larut. Siapa yang pernah mengalami kehilangan? Aku pernah, tak hanya sekali, namun berkali-kali. Meski pada akhirnya, dari kehilangan pula aku belajar bagaimana caranya memaknai hidup. Sekarang, izinkan aku menceritakan sedikit kepadamu. Aurora Cinta Purnama. Aku sudah berusaha mengikhlaskanmu. Namun pada akhirnya, memang hanya kamu sosok yang kuyakini akan menjadi jodohku nanti. Ya, ternyata aku masih berharap kamulah yang menjadi pasanganku, meski sudah bertahun-tahun lamanya kita tak bertemu. Keyakinanku kepadamu tak pernah pudar, fatwa hatiku masih tetap sama. Aku ingin memperjuangkanmu, Ara, supaya kita dapat bersatu. Oleh karena itulah, wajar jika aku berharap kepada Allah agar kita bisa dipertemukan di saat yang tepat. Tetapi, apakah kamu menyimpan keyakinan dan keinginan yang sama denganku?
Detail Buku