Gramedia Logo
Product image
Titi Sanaria

City Lite: Dirt on My Boots

Format Buku
Deskripsi
Dalam novel debutnya di Elex Media, Titi Sanaria mencoba keluar dari zona nyamannya sebagai penulis mellow dengan tone lembut. CITY LITE: Dirt on My Boots merupakan sebuah novel yang menggambarkan kehidupan lajang perkotaan dengan gaya tutur yang lincah dan segar. Percakapan para tokoh yang sangat cerdas dan menarik menjadi daya tarik novel ini. Novel ini menceritakan tentang seorang perempuan bernama Sita yang bermulut ceplas ceplos. Ia cenderung cuek dengan perkataan orang lain tentang dirinya. Dia juga merupakan salah satu spesies yang unik (karena kelakuannya berada di antara baik dan buruk), yang berani mengungkapkan apa yang dia pikirkan. Sampai suatu hari, dia bertemu dengan bos barunya bernama Andra, yang mulai membuat perasaanya berbeda. Nah loh, gimana tuh jadinya! Ayo simak kelanjutan ceritanya dalam Novel CITY LITE: Dirt on My Boots! Sinopsis " Entah ini kutukan atau anugerah, ada banyak laki-laki tampan di kantorku. Bos besarku masih menawan di usianya yang sudah enam puluhan, namun tentu saja dia bukan pilihan potensial. Aku mencari kekasih, bukan ayah angkat. Lalu Pak Freddy, laki-laki paling tampan di kantor. Dia punya senyum maut yang sayangnya hanya diperuntukkan istrinya. Masih ada pria yang tidak kalah tampan di divisiku lho, dan mereka lajang! Hore…? Tidak juga. Putra lebih muda dariku, dan menjalin cinta dengan berondong tidak ada di daftarku. Sandro lebih tua, tapi aku tak menemukan ada aliran listrik yang tiba-tiba menyambar saat kami berdekatan. Tidak ada ribuan kupu-kupu yang tiba-tiba membentuk koloni, bersarang, dan mendadak mengepak bersamaan di perutku. Lalu Pak Andra, Bos baru di kantorku yang memiliki bokong terindah di dunia. Ya, dia potensial. Tampan dan pintar, dua keunggulan yang hanya dimiliki satu dari seribu laki-laki di dunia. Barangkali masalahnya ada pada diriku. Aku jelas bukan calon potensial baginya. Aku tidak memiliki apa yang diharapkan olehnya, atau lelaki lainnya di dunia ini. You know what I mean—sesuatu yang besar di bagian tubuhmu. Tapi yang jadi masalah, seharusnya sejak awal aku tidak jatuh cinta pada laki-laki yang tidak mempercayai komitmen seperti dia. Kebingunganku semakin berlimpah-ruah, ketika suatu pagi aku terbangun di sebuah ranjang dan mendapati sosoknya berada di sampingku. Semenjak itu pikiranku kian terusik. Apa yang sudah kulakukan dengan bosku? Atau, tepatnya, apa yang telah bosku lakukan kepadaku?"
Detail Buku