Gramedia Logo
Product image
Format Buku
Deskripsi
Seorang anak Minangkabau mendapatkan nama tak lazim pada hari kelahirannya dari sang ayah yang penggemar film spionase. Ketika sang anak memasuki masa remaja dan menyadari nama yang diberikan sang ayah keliru dalam penulisannya, nama itu menjadi olok-olok bagi orang lain dan membebaninya sampai dewasa. Akankah dia mempertahankan nama pemberian yang salah tulis atau menggantinya dengan nama lain yang lebih hebat dan akurat? Pembaca akan dibawa menjelajahi dunia remaja yang kompleks, rapuh, arogan, mistis, romantis, juga jenaka dalam bauran wajah peradaban, mitos, hikayat, urban legend, serta budaya populer yang terbentang dari Indonesia Barat sampai Indonesia Timur, dari fondasi film indie tradisi Sundance, tsunami hanryu (‘gelombang Korea’) dan gejolak film Indonesia yang imanen. Sebuah novel dengan gaya penyajian segar yang membuat Anda tersenyum dan merenung pada saat yang sama tentang betapa semberononya William Shakespeare saat menyatakan ‘apalah arti sebuah nama’ karena dalam kenyataannya sebuah nama adalah juga sebuah dunia. Novel Dayon berangkat dari hal yang sangat intim bagi seseorang yaitu namanya. Meski kebanyakan orang tua bersungguh-sungguh ketika memberikan nama bagi anak-anak mereka, tak sedikit orang berharap punya nama yang berbeda, apalagi jika nama itu kerap membuatnya jadi bahan ejekan. Dayon adalah kisah akrab dan mengharukan tentang daya imajinasi dan harapan. Barangkali sebuah 'kesaksian' bahwa nama tetaplah semanjur untaian doa, bahkan ketika salah eja. Feby Indirani Penulis Bukan Perawan Maria dan Memburu Muhammad
Detail Buku