Hasanuddin
Emakku bukan Kartini
Deskripsi
Ia tak menulis untuk menginspirasi banyak orang. Ia bahkan tak bisa baca tulis. Tapi kepeduliannya pada pendidikan telah mengubah nasibnya, nasib kami, anak-anaknya. Juga nasib banyak orang di kampung kami.”
Emak memang bukan Kartini. Dia sama sekali buta huruf Latin hingga akhir hayatnya. Dia perempuan sederhana, bagian dari rakyat kecil yang mudah dijumpai setiap Hari. Namun, Emak punya mimpi besar. Mimpi indah. Yang dibangunnya dari cucuran keringat Dan kerja keras tiada henti, demi masa depan anak-anaknya. Keinginan Emak cuma satu: anak-anaknya harus sekolah sampai pendidikan tinggi. Keinginan sederhana yang tak mudah terwujud karena di kampungnya tak Ada sekolah, miskin, Dan hampir tak punya apa-apa.
Namun, Emak bukanlah Emak bila berhenti pada ketiadaan. Tak Ada sekolah? Dia dirikan sendiri. Tak Ada uang? Dia berjuang mencari. Membuka ladang, jadi petani, jadi pedagang, pengurus jenazah, sampai perias pengantin dia lakoni. Meski kadang letih, penat, Dan jemu. Toh, ketika tiba waktunya anak-anaknya terbang mencari ilmu, Emak tak selalu tegar melepas mereka pergi.
Kisah Emak, Dan Ayah-suami Emak, adalah gambaran sebagian besar orangtua di Indonesia. Orangtua yang kadang dibelit berbagai sekat keterbatasan. Kisah-kisah perjuangan yang senyap inilah yang turut membentuk generasi demi generasi di Indonesia sampai sekarang. Namun, dalam keterbatasan mereka, para orangtua itu tak akan menyerah untuk menyiapkan mimpi terbaik bagi anak-anaknya.
Baca Selengkapnya
Detail Buku