Gramedia Logo
Product image
Format Buku
Deskripsi
Perjalanan mencintai diri sendiri tak pernah mudah. Berbagai kisah tentang mencintai diri sendiri terpapar dalam buku ini. Kisah-kisah terpilih dari Lomba Menulis 16 Tahun Klik Media. Tentang diri yang dicampakkan. Tentang rasa terjebak untuk terus menyenangkan orang. Tentang nilai diri yang lenyap karena keterbatasan fisik. Tentang inner child akibat dihina orang tua atau menjadi korban kekerasan. Tentang pasangan hidup yang abai dan lupa kewajiban. Tentang diri yang penuh ambisi dan pemuja prestasi sampai taraf adiksi. Tentang mencintai diri sendiri yang ternyata manis rasanya seperti es krim. Temukan manisnya kisah mencintai diri sendiri di buku ini. Barangkali kamu bisa ikut menikmati legitnya saat pahit kehidupan menggempur. Barangkali kamu bisa merasakan kembali kebaikan dari mencintai diri sendiri. Selamat membaca dan mencintai diri sendiri. *** ES KRIM DI KEPALA TIGA "Kita mau makan apa hari ini?" "Es krim" "... yang lainnya?" PERTAMA "Es krim." Aku menghela napas. Psikoterapisku menyarankan agar aku berdialog dengan inner child yang kumiliki. Tugasku Minggu ini adalah mencoba mengabulkan apa yang mereka butuhkan. Apakah itu permainan anak-anak dari masa kecilku? Kata-kata baik yang jarang kudapatkan? Hal-hal yang ingin kulakukan sejak dulu? Atau, makanan yang ingin kucicipi? Intinya, sesuatu yang membuat aku dan inner children-ku merasa aman. Namun, es krim adalah sesuatu yang membuat versi dewasaku sedikit ngeri. Aku melangkah dengan ragu. Aku setengah melamun menaiki eskalator menuju lantai 2. Aku sudah cukup akrab dengan mall di bilangan Jakarta Selatan ini. Sudah beberapa kali, aku berkunjung ke sini. Biasanya setelah sesi psikoterapi. Seringkali, aku butuh waktu menyendiri setelah sesi. Ada perasaan marah, benci, kecewa, malu, sesal yang butuh kuterima sebelum bisa kembali berinteraksi dengan orang orang yang kukenal. Aku berjalan menuju eskalator berikut yang akan membawaku ke lantai 3. Aku belum tahu akan membeli es krim di mana. Namun, aku tahu ada beberapa gerai es krim di dekat bioskop dan area permainan anak di lantai paling atas. "Apa benar-benar harus es krim?" "Es krim." Rasa takutku seperti membengkak seperti bola yang memberati perutku. Pahaku. Lenganku. Dadaku. Langkahku. Inner child tidak mengenal logika, dan tidak seharusnya kamu menahan keinginan mereka dengan logika. Aku ingat kata-kata psikoterapisku itu. Apa yang muncul pertama di kepala, jangan direkayasa. Jangan pikirkan jawaban yang menurutmu lebih sesuai. "Es krim" Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2023
Detail Buku