Jalaluddin
Filsafat Ilmu Pengetahuan Edisi Kedua
Format Buku
Deskripsi
Dalam banyak tulisan mengenai filsafat ilmu dan filsafat ilmu pengetahuan, lahirnya peradaban modern selalu dihubungkan dengan keagungan peradaban Yunani Kuno. Oleh para pemikir Barat (Eropa), peradaban Yunani Kuno tersebut seakan-akan berkembang sepanjang masa dan berkontribusi langsung terhadap lahirnya peradaban Modern. Alur pemikiran seperti ini agaknya perlu dikaji ulang melalui telaah fakta sejarah sesungguhnya. Bila ditelusuri secara cermat, peradaban Yunani Kuno yang terentang tahun 600-200 SM dan sempat menjadi pusat peradaban dunia, ternyata sempat mengalami stagnan. Semasa itu peradaban di Eropa mengalami kemunduran. Boleh dikatakan Peradaban Eropa berada dalam Abad Kegelapan dalam masa yang cukup lama.
Manakala ilmu dianalogikan sebagai cahaya dan kejahilan sebagai kegelapan, maka ilmu-ilmu yang dilahirkan dari rahim epistemologi Eropa (Barat) tidak ubahnya seperti cahaya yang redup yang tak cukup terang untuk menyinari sisi gelap kehidupan modern. Apalagi sampai melahirkan Abad Modern. Buku ini berisi uraian mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan perkembangan peradaban manusia. Menguak fakta, sejarah, bahwa di rentang kegelapan peradaban Yunani Kuno yang cukup lama itu, muncul “cahaya” dari Timur. Cahaya tersebut adalah tradisi keilmuan Islam yang menyinari masa kegelapan tradisi keilmuan Eropa. Melalui cahaya dari “timur” ini pula keredupan peradaban Eropa terselamatkan. Namun, sayang mata rantai tradisi keilmuan Islam yang sempat melahirkan Peradaban Dunia selama sepuluh abad itu selalu dihilangkan. Bentuk “kejahilan” seperti ini pula yang menyebabkan bahasan Filsafat Ilmu maupun Filsafat Ilmu Pengetahuan terkesan “tebang pilih.”
Baca Selengkapnya
Detail Buku