Financial Distress

Pertanyaan mendasar adalah, apakah financial distress merupakan sebuah proses yang merusak perusahaan atau seleksi alam? Apakah kejadian financial distress yang dialami sebuah perusahaan memainkan peran penting dalam perbaikan efisiensinya atau justru membuat perusahaan tersingkir dari persaingan? Jawabannya adalah kedua hal tersebut bisa terjadi. Financial distress bisa menjadi sebuah seleksi alam yang kejam yang akan membuat perusahaan tersingkir dari pasar jika perusahaan tidak mampu mengendalikan hal tersebut sehingga membuat perusahaan masuk dalam kondisi default dan bangkrut. Namun bisa menjadi sesuatu yang menguntungkan perusahaan jika dikelola dengan baik, sehingga menjadi sebuah 'alarm' yang kita sebut dengan sistem 'early warning' untuk problem yang muncul. Buku ini memberikan guidance tentang apa saja yang perlu disiapkan oleh korporasi dalam menghadapi saat-saat sulit semacam itu. Berbagai faktor yang dapat memperkuat daya tahan korporasi diuraikan secara runtut dan apik oleh penulisnya. "Financial Distress di Indonesia" perlu dibaca oleh semua kalangan yang memiliki perhatian terhadap ketahanan perekonomian Indonesia. Anggito Abimanyu, PhD. Ekonom, Pengurus ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), Dosen UGM dan Kepala Badan Pelaksana-BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji). Buku karangan Dr. Farida Titik Kristanti ini cukup bagus dan relatif masih langka di Indonesia. Buku ini menunjukkan early warning preparedness bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya banking industry untuk mengantisipasi terjadinya financial distress. Apalagi di tengah situasi perekonomian dunia yang kurang menguntungkan seperti saat ini (September 2019), berjaga-jaga, memilih aktivitas bisnis, serta mengelola portfolio investment instruments, serta prediksi perekonomian dan tensi bisnis ke depan yang jitu, menjadi hal yang sangat penting dilakukan untuk memitigasi risiko negatif yang ditimbulkan dan memberi informasi yang tepat bagi pihak manajemen supaya tanggap dan cepat mendeteksi financial distress lebih dini. Semoga buku ini bermanfaat dan menjadi jariyah sampai ke negeri akhir. Aamiin. Muhammad Edhie Purnawan, PhD Board of Supervisors of Bank Indonesia, Dosen UGM