Gramedia Logo
Product image
Mario Escobar

Fransiskus, Manusia Pendoa (2024)

Format Buku
Deskripsi
Jorge Mario Bergoglio, yang sekarang menjadi Paus Fransiskus, adalah seorang pendoa sekaligus pekerja. Ia adalah sosok bersahaja yang selalu mementingkan orang lain. Meski tampak polos dan sederhana, Paus Fransiskus memiliki latar belakang teologis yang tidak tanggung-tanggung. Ia adalah seorang tokoh besar, tetapi masih menempuh perjalanan dengan kereta bawah tanah dan bus seperti kebanyakan warga biasa. Tak kenal lelah dalam memerangi kemiskinan dan marginalisasi, ia menjadi pembawa harapan bagi kaum miskin dan tertindas. Kerendahan hati, semangat, dan ketabahannya dalam memimpin Gereja, khususnya menghadapi rupa-rupa tantangan zaman, lahir dari kehidupan doa yang mendalam. Doa, bagi Paus Fransiskus, adalah perpaduan antara keberanian, kerendahan hati, dan penyembahan. Doa selalu mengubah kenyataan: jika kenyataan di sekitar kita tidak berubah, setidaknya hati kita berubah. Dan, tidak ada doa yang tidak didengarkan; Allah selalu menanggapi doa-doa kita. Buku ini merupakan biografi seorang sosok lemah lembut yang tiba-tiba menjadi salah satu orang paling berpengaruh di planet ini. Dalam buku ini, tampak bagaimana doa sungguh menjadi sumber kekuatan utama bagi hidup dan pelayanannya. Mungkinkah musim semi bagi Gereja Katolik akhirnya tiba setelah dilanda musim dingin yang sangat panjang? ****** “Dalam pengakuan dosa itu, sesuatu yang aneh terjadi pada saya. Saya tidak tahu apa itu, tetapi itulah yang mengubah hidup saya; saya boleh mengatakan ada sesuatu yang membuat saya tak berdaya... sesuatu yang sangat mengejutkan, sebuah pertemuan yang memesona. Saya sadar bahwa mereka sedang menantikan saya. Itulah yang disebut pengalaman religius: rasa terguncang ketika mengetahui bahwa seseorang sedang menunggu saya. Sejak saat itu, bagi saya, Tuhan adalah pihak pertama yang mencari kita. Doa tidak pernah berakhir dengan terkabulnya keinginan seseorang atau terwujudnya kehendak Tuhan; sebaliknya, kedua hal itu agaknya akan saling bertemu di tempat tertentu dan berjalan bersama-sama. Ketika doa sekadar menjadi aksi liturgi atau peristiwa sosial, kita menghadapi risiko kehilangan kekuatan dan harapan yang dibawanya. Oleh sebab itu, Paus Fransiskus percaya bahwa doa harus menjadi pusat segalanya.
Detail Buku