Gramedia Logo
Product image
Chairil Anwar

Aku Ini Binatang Jalang (Edisi Cover Spesial HUT GPU 50 Tahun)

Format Buku
Deskripsi
KESABARAN Aku tidak bisa tidur Orang ngomong, anjing nggonggong Dunia jauh mengabur Kelam mendinding batu Dihantam suara bertalu-talu Di sebelahnya api dan abu Aku hendak berbicara Suaraku hilang, tenaga terbang Sudah! tidak jadi apa-apa! Ini dunia enggan disapa, ambil perduli Keras membeku air kali Dan hidup bukan hidup lagi Ku Ulangi yang dulu kembali Sambil bertutup telinga, berpicing mata Menunggu reda yang mesti tiba Maret 1943 Aku Ini Binatang Jalang adalah kumpulan puisi terlengkap karya penyair terbesar Indonesia Chairil Anwar. Selama ini puisi-puisinya tersebar dalam beberapa buku seperti Deru Campur Debu, Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus. Sebagian lagi ada dalam Tiga Menguak Takdir dan Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45. Selain keseluruhan sajak asli, dalam koleksi ini juga dimuat untuk pertama kalinya surat surat Chairil—yang menggambarkan “keadaan jiwa”-nya—kepada karibnya H.B. Jassin. Dalam hidupnya yang singkat, Chairil Anwar telah menghasilkan puisi-puisi yang akan terus hidup seribu tahun lagi. Profil Penulis: Chairil Anwar, lahir 26 Juli 1922 di Medan, meninggal 28 April 1949 di Jakarta. Ber pendidikan MULO (tidak tamat). Pernah menjadi redaktur “Gelanggang” (ruang kebudayaan Siasat, 1948-49) dan redaktur Gema Suasana (1949). Kumpulan sajaknya: Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (bersama Rivai Apin + Asrul Sani, 1950). Sajak-sajaknya yang lain, sajak sajak terjemahannya, serta sejumlah prosanya dihimpun H.B. Jassin dalam buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956). Selain menulis sajak, Chairil juga menerjemahkan. Di antara terjemahannya: Pulanglah Dia si Anak Hilang (karya Andre Gide, 1948) dan Kena Gempur (karya John Steinbeck, 1951). Sajak-sajak Chairil banyak diterjemahkan ke bahasa Inggris. Di antaranya terjemahan Burton Raffel, Selected Poems (of) Chairil Anwar (1962) dan The complete poetry and prose of Chairil Anwar (1970), Liauw Yock Fang (dengan bantuan H.B. Jassin), The complete poems of Chairil Anwar (1974); sedangkan ke dalam bahasa Jerman diterjemahkan oleh Walter Karwath, Feuer und Asche (1978). Chairil Anwar lazim dianggap sebagai pelopor “Angkatan 45” dalam sastra Indonesia.
Detail Buku