Gravitasi Matahari

"Gravitasi!" Suara wanita itu berhasil membuat langkah Gravitasi terhenti. Ia langsung membalikkan badan, menatap sosok yang sedari tadi mengejarnya hingga ke halaman depan rumah. "Gavi... dengerin mama-" "Hari ini aku tidur di apartemen, Ma," potong lelaki itu seraya kembali berjalan, mengabaikan Kaswari yang masih membuntutinya. "Gavi tunggu! Kamu bahkan belum lihat anaknya." Perkataan Kaswari tak cukup untuk membuat Gravitasi mengurungkan niatnya. Ia terus berjalan dengan langkah lebar menuju mobilnya yang terparkir dekat gerbang. Tanpa berlama-lama, ia langsung masuk dan melajukan kendaraannya meninggalkan rumahnya itu. Dari semua keanehan yang terjadi sejak beberapa hari lalu, seharusnya Gravitasi sudah menduga hal tersebut. Mulai dari pesan yang dikirimkan oleh ibunya-Kaswari-yang memuji anak temannya itu, sampai permintaan agar dirinya ikut acara makan malam di rumah bersama keluarga temannya. "Ingat, ya, Gavi, hari ini kita ada janji makan malam bareng keluarga teman mama. Mama sudah siapin jas untuk kamu di kamar. Nanti dasinya minta sama Bi Eka. Awas, ya, kalau kamu belum rapi pas mama sama papa sampai di rumah." "Iya astaga, Ma. Nanti abis kelas, Gavi langsung pulang ke rumah." "Jangan keluyuran, kamu masih sakit!" Kurang lebih seperti itulah percakapan Gravitasi dengan Kaswari tadi pagi. Percakapan yang membuat Gravitasi menuruti semua perkataan ibunya tanpa tahu akan terjadi masalah besar dikehidupannya. Karena tepat diusianya yang baru saja menginjak dua puluh tahun, ia tiba-tiba dijodohkan dengan seorang gadis yang sama sekali tidak ia kenali.