Gramedia Logo
Product image
Abby Green

Harlequin Koleksi Istimewa: Membangunkan Sang Taipan Tidur (The Kiss She Claimed for the Greek)

Format Buku
Deskripsi
Satu kecupan. Sofie hanya bermaksud mencuri satu kecupan dari pria tampan yang tak sadarkan diri itu. Yang mengejutkan, ciuman singkat itu membangunkan si pria, sekaligus membangkitkan sesuatu di dalam diri Sofie. Dalam keadaan amnesia, Achilles Lykaios melupakan tragedi yang menimpa keluarganya, melupakan kehidupannya, bahkan namanya. Ia hanya tahu ia menginginkan Sofie. Namun, ketika Achilles akhirnya ingat jati dirinya, ia harus kembali ke kehidupannya yang gemerlap di Athena, meninggalkan segala kedamaian. Satu hal yang pasti, Sofie harus ikut bersamanya. Prolog: Pria itu masih di sini. Jantung Sofie MacKenzie berdegup kencang saat kakinya membawanya melewati ambang pintu kamar pribadi kecil bahkan sebelum ia secara sadar memutuskan untuk masuk. Ia tahu seharusnya ia tak berada di sini. Ia bukan perawat. Bukan pula dokter. Ia tukang bersih-bersih sekaligus pembuat teh. Pria ini jelas tidak dalam situasi untuk minum teh. Dia tak sadarkan diri, dan sudah seperti itu sejak dibawa ke rumah sakit komunitas pulau kecil ini beberapa hari yang lalu. Pria itu ditemukan pada langkan berbatu di Ben Kincraig, gunung terkenal di Gallinvach, yang didaki orang dari seluruh dunia. Dia bukan penduduk lokal dan tidak membawa dokumen tanda pengenal apa pun. Para pendaki yang menemukannya menduga tas milik pria itu terjatuh ke dalam krevas. Selain benjolan kecil di kepala, pria itu tidak mengalami luka lain. Dia hanya tak sadarkan diri. Kini Sofie berdiri di kaki tempat tidur. Pria itu bertelanjang dada, slang menjulur dari tangan ke infus di dekatnya. Bunyi bip-bip stabil dari monitor jantung ternyata menenangkan. Yang rasanya konyol karena pria ini benar-benar asing bagi Sofie. Namun, pria ini sendirian—tak ada siapa pun di sini yang mengasihi ataupun mengenalnya—dan hati Sofie tersentuh. Ia merasakan kedekatan. Meskipun dilahirkan di pulau ini dan telah tinggal di sini sepanjang hidup, sebagai anak tunggal dari orangtua yang keduanya telah meninggal dalam beberapa tahun terakhir, serta tanpa kerabat yang dapat disebut keluarga, Sofie selalu merasa kesepian dan terisolasi.
Detail Buku