Tere Liye
Hello
Format Buku
Deskripsi
Prolog
KISAH DISAH ini sudah tertinggal puluhan tahun lebih. Maka ibarat seseorang yang ketinggalan kereta, bukan cuma kilau lampu dan getar rel yang telah hilang di tikungan sana, bahkan gerbong dan lokomotifnya sudah karatan dipensiunkan.
Cerita ini sudah menguap puluhan tahun lebih. Maka ibarat embun menggelayut malas di daun rumput, rerumputan itu sudah menjadi hutan, tidak tersisa lagi kenangannya.
Tetapi tak mengapa. Meskipun sudah tertinggal jauh, boleh jadi cerita ini menyenangkan untuk dibaca.
Jangan terlalu berharap banyak saat membaca kisah ini. Sungguh jangan. Karena ketahuilah, sumber ketidakbahagiaan besar di dunia adalah: berharap-lebih-lebih saat kita berharap terlalu banyak. Ketika hasilnya tidak sesuai, muncullah kecewa. Akan beda jadinya jika kita tidak berharap, apa pun hasilnya, kita tetap baik-baik saja. Apalagi saat akhirnya sangat spesial, kita akan lega sekali.
Sinopsis
Hello Apakah kamu di sana? Aku tahu kamu di sana. Aku tahu kamu mendengarkan suaraku.
Hello Aku tahu kita belum bisa bicara. Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk meneleponmu. Aku hanya hendak bilang, aku tidak akan menyerah.
Aku akan selalu menyayangimu.
RAMA gadis usia 24 tahun itu adalah Ana. Wajahnya cantik, tubuhnya tinggi. Kalian akan tertipu jika hanya melihat tampilan luarnya. Dia bukan gadis biasa.
Yang pertama, pekerjaannya adalah tukang bangunan. Catat itu baik-baik: tukang bangunan.
Ana lulus dari kuliahnya di teknik sipil tiga tahun lalu. Tidak seperti teman-teman kampusnya yang melamar pekerjaan di kantor atau perusahaan besar, Ana memutuskan bekerja untuk dirinya sendiri, sekaligus kuliah lagi di jurusan arsitektur.
Pekerjan awalnya kecil, hanya diminta memperbaiki pagar rusak oleh tetangga, menambal tembok retak, atau mengganti keramik kamar mandi yang kusam. Dia sendiri yang melakukannya. Menyeret ember berisi adonan semen, mulai memasang ubin. Berlepotan di tangan, wajah, rambut, tidak masalah, dia tetap semangat.
Baca Selengkapnya
Detail Buku