Slamet Singgih
Intelijen: Catatan Harian Seorang Serdadu
Rp0

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Deskripsi
Jadi, kalau melihat dari prejengan-nya yang sangat sipil, "normal", dan "biasa" itu, siapa sangka ia adalah tentara yang pernah menangani hal-hal "angker" ? Hanya intel yang bisa begitu. Eh, maksud saya, hanya Slamet yang bisa begitu. Slamet Murtedjo Singgih sahabat saya itu.
(Kuntoro Mangkusubroto)
Pasti akan ada pro-kontra terhadap pengungkapan tersebut, meskipun demikian hemat saya tidak terdapat hal yang potensial akan mempermalukan, apalagi membahayakan institusi TNI maupun pemerintah masa lalu. Sebaliknya, cerita yang diungkapkan penulis secara jujur dan terbuka tersebut, dalam perspektif masa kini justru akan menaikkan pamor TNI.
(Kiki Syahnakri)
Dalam kata sambutannya, Slamet menuturkan, ia menulis apa yang pernah dialaminya, dilakukannya, didengarnya, dan dibacanya, tanpa bermaksud mendiskreditkan siapa pun. "Saya hanya membagikan pengalaman selama menjadi tentara. Saya hanya ingin meluruskan fakta sejarah yang saat ini telah banyak dimanipulasi dan diputarbalikan demi kepentingan pribadi dan golongan," kata Slamet, Jakarta, Sabtu (7/2). Dia mengakui, pasti akan banyak yang memberikan komentar maupun reaksi "miring" dan "negatif" terkait kehadiran buku ini. Sebab, ia bukanlah seorang tokoh, bukan prajurit berprestasi, dan bukan prajurit yang terkenal karena pernah sukses melaksanakan tugas-tugas yang luar biasa. "Itu risiko yang harus saya hadapi. Tetapi yang jelas saya ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua," harapnya.
Kuntoro Mangkusubroto yang memberikan epilog dalam buku ini menyatakan, buku Intelijen: Catatan Harian Seorang Serdadu merupakan buku yang enak dibaca. Sebab, penulis tidak mempunyai pretensi tertentu dan menulis fakta apa adanya.
Baca Selengkapnya
Detail Buku