Gramedia Logo
Product image
Andre Septiawan

Inyik Balang

Format Buku
Deskripsi
Perempuan itu perlahan-lahan menjelma menjadi seekor harimau putih dengan bulu yang jauh lebih kemilau dari silau sajadah imam surau. Seekor harimau besar belaka, lebih besar daripada seekor kerbau bajak, tetapi gerakan kepala dan liuk ekornya lincah umpama tupai jinak di tangan. Sesuatu yang tidak mampu dinalar benak Mangkutak pun terjadi: Labai Lebe dan harimau putih jelmaan perempuan itu berjalan menembus dinding. Mangkutak terpilih mewarisi tunggane dari Lebai Lebe, membuatnya menjadi bagian dari Alam Sebalik Mata, dan memiliki usia yang lebih panjang. Dengan kemampuan warisan ini, Mangkutak menjadi saksi atas banyak peristiwa sejarah dan gejolak sosial masyarakat Minangkabau, serta perubahan Indonesia. Novel Inyik Balang merentang kisah dengan kelindan legenda dan peristiwa sejarah, mulai era 1800-an hingga Orde Baru. Profil Penulis: Andre Septiawan lahir di Pariaman, Sumatra Barat. Dia tamat dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Pada 2018, dia terpilih sebagai emerging writers pada gelaran Ubud Writer and Reader Festival. Buku terbarunya terbit dalam bentuk digital berjudul 17 Puisi Cinta untuk Frida (2023). Beberapa bukunya yang lain, kumpulan puisi Suara Murai (2018) yang masuk daftar panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2019 kategori puisi dan Kalau Begitu Kita Juduli Saja Prosa Ini Omelan (2020). Inyik Balang adalah novel perdana Andre Septiawan. Saat ini, dia bermukim di Jakarta.
Detail Buku