Gramedia Logo
Product image
A. Yogaswara

Jatuh-Bangun Elon Musk

Format Buku
Deskripsi
Pada 2 Agustus 2008, mata Elon Musk menatap layar monitor dengan perasaan harap-harap cemas. Hari itu adalah kali ketiga SpaceX mencoba meluncurkan Falcon 1 menuju orbit. Elon kembali pada ingatan masa kecilnya. Sejak masih bocah, ia bercita-cita ingin membangun sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia. Sudah sejak lama ia meyakini bahwa suatu saat nanti, bumi kehancuran, entah karena yang kita tinggali ini akan mengalami perang nuklir, kerusakan alam, atau serangan alien. Untuk menjamin kelangsungan hidup manusia, seseorang harus bisa menemukan alternatif tempat tinggal bagi umat manusia. Layaknya kebanyakan tokoh pahlawan fiksi yang sering dibacanya sejak kecil, Elon mengambil tanggung jawab ini secara personal. la merasa sudah menjadi kewajiban dalam hidupnya untuk menyelamatkan manusia dari ancaman kepunahan. Sebagai awal dari upayanya itu, ia mencoba menerbangkan roket Falcon 1 ke orbit bumi melalui perusahaan luar angkasa swasta miliknya, SpaceX. Bukan hal yang mudah, karena selama ini, misi pergi ke luar angkasa dikenal memiliki biaya yang tinggi dan tingkat kerumitan yang super. Itulah sebabnya hanya NASA di Amerika Serikat dan Rusia yang dianggap mampu menerbangkan manusia ke luar angkasa. Saat Elon Musk membangun SpaceX dan mengumumkan ambisinya untuk menjadi perusahaan swasta yang bergerak di bidang antariksa, banyak orang mencibir. Elon dituduh tak bisa membedakan mana dunia fiksi dan mana dunia nyata. Namun, Elon tak peduli. Sudah menjadi sifatnya untuk berkeras hati mewujudkan semua yang dicita-citakannya. Bukan berarti ia tak memiliki keraguan. Bagaimanapun, kegagalannya dalam dua percobaan sebelumnya menerbangkan Falcon 1 masih membekas dalam ingatannya. Setelah penantian lama, Falcon 1 akhirnya siap diluncurkan pada 24 Maret 2006. Hampir semua kru SpaceX memegang kepala, tak percaya. Roket kebanggaan mereka terbakar dan jatuh hanya setelah 41 detik diluncurkan. Bukan Elon namanya jika ia begitu mudah menyerah. Elon berusaha membangkitkan semangat timnya untuk merencanakan peluncuran kedua. Segala kesalahan dipelajari. Para insinyur berupaya keras mempersiapkan Falcon 1 agar tidak mengalami kejadian tragis untuk kedua kalinya. Berbagai upaya dikorbankan. Bahkan Elon Musk harus menelan pil pahit saat rumah tangganya hancur berantakan. Terlalu sibuk mengurus pekerjaan membuat Elon melalaikan tugasnya sebagai kepala keluarga. Namun, itu semua bukan halangan bagi Elon untuk menyiapkan peluncuran kedua Falcon 1. Hari H telah ditetapkan.
Detail Buku