JI The Untold Story: Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah

Buku JI The Untold Story: Akhir Kisah Jemaah Islamiyah mengungkap sejarah, ideologi, serta perubahan besar yang dialami kelompok radikal-teroris terbesar di Asia Tenggara, Jemaah Islamiyah (JI). Selama bertahun-tahun, JI dikenal sebagai organisasi radikal-terorisme yang memiliki jaringan kuat dengan AlQaeda dan memiliki tekad mendirikan negara Islam di kawasan Asia Tenggara. Kelompok ini berada di balik hampir semua konflik bersenjata dan aksi teror di Asia, mulai dari konflik bersenjata di Ambon, Poso, Filipina (bersama Moro Islamic Liberation Front -MILF), Bom Bali, hingga berbagai serangan teror mematikan lainnya. JI juga kerap disebut sebagai ‘biang’ untuk banyak kelompok teror yang lahir setelahnya. Selain dikenal karena aksi-aksi terornya yang mengerikan, kelompok ini juga diakui kedigdayaannya lantaran memiliki sistem penjaringan dan rekrutmen anggota yang sistematis. Mereka memiliki afiliasi dengan banyak pesantren dan kelompok pengajian untuk menyebarkan paham radikal; dan semua fakta ini, JI adalah ancaman serius bagi stabilitas keamanan Indonesia. Buku ini, yang ditulis oleh Kepala Densus 88 Polri Irjen. Pol. Sentot Prasetyo, membedah lengkap perjalanan panjang JI, dasar ideologi, tokoh-tokoh sentral, hingga keputusan krusial untuk membubarkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI. Semua data yang digunakan dalam buku ini berasal dari pengakuan langsung para Amir dan anggota kelompok JI, termasuk juga dari bank data Densus 88. Pembesar JI seperti Abu Rusydan dan Para Wijayanto turut menulis beberapa bab dalam buku, khusus menjelaskan kisah-kisah yang tak pernah mereka buka sebelumnya. Pendiri dan amir JI ini menjelaskan motivasi ideologis yang mengakar dalam teks agama hingga strategi-strategi politik dan militer yang diterapkan JI demi menggulingkan negara dan menggantinya hukumnya berdasarkan agama. Bab-bab seperti "Pesantren Afiliasi JI" dan "42 Pertimbangan Syar’i Membela NKRI" memberikan gambaran tentang bagaimana keyakinan JI perlahan mulai berubah, terutama melalui pandangan-pandangan syar’i yang mengakui keragaman dalam negara. Di sini, penulis menjelaskan bagaimana diskusi dan pemikiran ulang seputar ajaran agama dan nasionalisme membantu para anggota JI menyadari pentingnya berkontribusi secara positif bagi Indonesia. Dengan sudut pandang dan analisis yang sangat mendalam, Irjen. Pol. Sentot Prasetyo membuka wawasan bahwa ideologi yang ekstrem sekalipun dapat dilunakkan melalui pendekatan humanis-dialogis yang tepat. JI The Untold Story tidak hanya merupakan dokumen sejarah, tetapi juga panduan reflektif bagi para pegiat perdamaian, aparat penegak hukum, dan masyarakat umum dalam memahami bahwa rekonsiliasi dapat dicapai, dan bahwa pada akhirnya, kita semua hanya ingin hidup damai.