Gramedia Logo
Product image
Format Buku
Deskripsi
“Jika ada sebuah kumcer yang ingin saya tulis, itu harusnya seperti Kebun Jagal, tempat di mana reruntuhan tragedi yang nyaris tanpa sisa berhasil disusun ulang dengan indah; dengan kekuatan naratif yang memukau.” —Azhari Aiyub, Peraih Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 Kategori Prosa. Ketika pertama mendarat di kampung kami, Komandan dan anak buahnya berkeliling berjalan kaki. Mereka mengambil setiap ayam jago dan burung beo di rumah-rumah orang kampung dan membawanya ke markas. Mereka lalu memberi nama baru untuk burung-burung itu dengan nama-nama ayah kami. Di tubir konflik, harga manusia dan kemanusiaan terlalu murah. Berbalut kekayaan budaya Aceh, tokoh-tokoh dalam buku ini harus menghadapi sengkarut konflik yang tidak hanya menegangkan, sesekali konyol, satir, dan menggelikan. Konflik dalam buku ini memang kebanyakan terjadi di Aceh, tetapi sangat mungkin kisah serupa terjadi di banyak daerah dan negara. *** Putra Hidayatullah—akademisi, penulis, dan kurator seni—memotret konflik yang tumbuh di masyarakat dengan cermat. Tidak saja mengetengahkan runcingnya konflik di tengah masyarakat Aceh, tetapi juga mendedah relasi manusia dan budaya pada umumnya. Putra Hidayatullah lahir di Aceh, Indonesia, pada tahun 1988. Ia adalah seorang penulis, kurator, dan dosen seni. Baik cerita maupun gagasan kuratorialnya banyak berfokus pada isu ruang, kekerasan, dan memori. Tahun 2015, ia menjadi salah satu kurator muda pada Jakarta Bienale 2015. Akhir 2021 ia terlibat sebagai salah satu kurator dalam pameran Present Continuous di Museum MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara), Jakarta. Ia juga terlibat sebagai salah seorang harvester untuk perhelatan seni rupa kontemporer documenta fifteen (2022) yang berlangsung di Jerman.
Detail Buku
Product image
Putra Hidayatullah
Kebun Jagal