Kekuatan Penyesalan: Mengubah Penyesalan Menjadi Kesuksesan

Semua orang punya penyesalan. Rasa sesal adalah hal yang universal; keberadaannya membuktikan bahwa kita adalah manusia. Memahami bagaimana penyesalan terjadi sangat membantu kita untuk mengambil keputusan yang tepat, meraih performa yang cemerlang di pekerjaan dan sekolah, serta menghadirkan makna yang luar biasa bagi hidup. Didasari berbagai penelitian dalam ranah psikologi sosial, ilmu saraf, dan biologi, Daniel H. Pink menghilangkan mitos filosofi hidup “tanpa penyesalan” yang umum. Dia menjabarkan empat inti penyesalan yang lumrah kita miliki, menawarkan wawasan menarik tentang bagaimana kita hidup dan bagaimana kita dapat menemukan jalan yang lebih baik ke depan. Dikemas melalui beragam kisah nyata tentang penyesalan serta pelajaran praktis untuk menata ulang penyesalan dan menjadikannya kekuatan positif, Kekuatan Penyesalan menunjukkan bagaimana kita dapat menjalani kehidupan yang lebih kaya. “Meskipun kita ingin hidup tanpa penyesalan, dan terkadang bersikeras membanggakan bahwa kita tak punya penyesalan, itu tak benar-benar mungkin, meski hanya karena kita ini fana.” James Baldwin, 1967 Prolog: Pada tanggal 24 Oktober 1960, seorang penggubah lagu bernama Charles Dumont tiba di apartemen mewah penyanyi Edith Piaf di Paris, membawa rasa takut dalam hati dan lagu dalam koper. Waktu itu, Piaf boleh dikatakan artis paling terkenal di Prancis dan salah satu penyanyi paling tersohor di dunia. Dia juga bertubuh rapuh. Meski baru berumur 44 tahun, tubuh Piaf telah didera kecanduan, kecelakaan, dan kehidupan berat. Berat tubuhnya tak sampai lima puluh kilogram. Tiga bulan sebelumnya Piaf koma akibat kerusakan hati.