Dea Anugrah
Kenapa Kita Tidak Berdansa?
Rp0

Makin Hemat dengan Bebas Biaya Pengiriman Rp0.
Pilih toko Gramedia terdekat dan opsi pengiriman “Ambil di Toko” ketika checkout.
Format Buku
Deskripsi
Saya terlambat memahami bahwa rumah tak seharusnya hanya dibayangkan sebagai salah satu di antara kemarin dan besok. Gagasan tentang rumah semestinya mengatasi dulu, kini, dan nanti, sebab ia terus bergerak bersama diri saya dan orang-orang yang saya anggap sebagai bagiannya.
Saya merasa beruntung karena menyadari itu sekarang. Beruntung sekali. Nanti siang, ketika tulisan ini terbit, barangkali saya sedang meletakkan oleh-oleh titipan pacar di meja makan, lalu memeluk kedua orangtua saya sambil berbisik, "Buenas tardes, Mama."
Dia mungkin akan menjawab, "Guatemala", dan saya akan mensyukuri semua yang saya miliki hari ini, merayakan yang lengkap dan yang tidak dalam hidup, dengan kegembiraan tak terkira.
Berbeda dari buku kumpulan tulisan nonfiksi sebelumnya, Kenapa Kita Tidak Berdansa? memuat lebih banyak esai personal. Dea Anugrah membicarakan sejarah, politik, kota, dan lain-lain sebagai perkara-perkara menarik yang dekat dan sehari-hari. Ia seperti teman lama yang kita undang ke rumah malam-malam untuk bercerita. Kisah-kisahnya memikat dan kita ingin terus mendengarkan sampai terang, baik di luar rumah maupun di dalam diri kita.
Profil Penulis
Dea Anugrah adalah seorang penulis yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Kumpulan puisi terbarunya Misa Arwah (2015) masuk daftar panjang dalam Penghargaan Sastra Khatulistiwa 2016. Kumpulan cerpennya Bakat Menggonggong (2016) diakui oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu buku Indonesia terbaik tahun 2016; itu juga terpilih dalam Penghargaan Sastra Khatulistiwa 2017. Ia rutin menulis esai dan laporan jurnalistik untuk Tirto.id.
Baca Selengkapnya
Detail Buku