SHODIQ.ELHAMBA
Khadijah: Ketika Rahasia Mimpi Terungkap
Format Buku
Deskripsi
Sebuah adagium menyatakan, semua perjalanan hidup Sayidah Khadijah adalah pembelajaran yang menginspirasi, ibrah yang mengkontemplasi, dan nasihat yang memotivasi. Sungguh, tak mudah mencari atau menjadi perempuan seperti Khadijah yang memiliki kecantikan lahir dan batin. Kecantikan hakiki yang beliau miliki, lahir dari kepribadian yang baik, terpancar dari hati yang cantik, juga pemikiran yang tajam. Tingkah laku beliau yang elok mencerminkan keanggunan, ditopang dengan kewibawaan yang terpancar dari keilmuannya. Kecantikan fisik dan rupa akan hilang seiring perjalanan waktu dan usia yang berlalu, berbeda dengan kecantikan hati yang akan tetap bertahan meski usia sudah tidak muda lagi. Duhai saudariku tercinta, selamat berproses. Semoga kamu bisa menjadi Khadijah masa kini.
Selling Point:
- Menceritakan kisah pertemuan Khadijah dan Rasulullah serta perjalanan dakwah Nabi
- Buku referensi ini dikemas dalam bentuk semi novel, sehingga pembaca tidak akan merasa bosan
Profil Penulis:
Ja’far Shodiq M.B, dengan nama pena Shodiq.elhamba ini lahir di Pakes Panaan, Pamekasan, Madura. Dia anak kelima dari tujuh bersaudara. Harapannya sangat sederhana, ingin dipinang duluan oleh perempuan, meski sampai sekarang belum ada yang meminangnya. Akhirnya, dia harus bertapa di Pesantren. Dia salah satu santri yang masih tertahan jahilnya, berlapis bodohnya, bertumpuk dhaifnya. Di tengah kesibukannya mengabdi, dia terus belajar berkarya dan berkreasi untuk keabadian hidupnya setelah mati. Sok bijak, kan? Dalam bidang kepenulisan, dia tidak lihai. Hanya saja, setelah patah hati, dia lebih produktif untuk memadukan kisah dengan hikmah, cerita dengan ibrah, kejadian dengan pemaknaan. Meski mereka menjuluki dirinya sebagai penulis, namun dia belum siap menyandang nama itu. Paling tidak, dia hanya memberitakan kebenaran lewat tulisan. Adigium sederhana ini yang menjadi cambuk pemantik penulis membuat karya, “Saat kalian diuji dengan perempuan, ditinggal pergi saat lagi sayang-sayangnya, patah hati dari kisah sedih yang memilih sudah, atau bahkan mungkin diselingkuhin, maka sibukkan diri dengan menulis sebanyak-banyaknya.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Membacalah sebanyak-banyaknya.” Emang benar sih, dia yang pernah patah hati lalu menuangkan kesedihan itu dalam bentuk kata-kata, maka jadilah tulisan. Jadilah buku-buku. Terkadang, kesedihan bisa menjadi hujan yang menumbuhkan, bisa menjadi suplemen yang menguatkan.
Baca Selengkapnya
Detail Buku