Le Mariage: Bukan Nikah Biasa

Bagi Dishi, cinta tak pernah menjadi syarat penting dalam pernikahan. Itulah mengapa ketika Dimas menawarkan pernikahan, ia terima dengan tangan terbuka. Namun, di hari pernikahan mereka. Dishi sudah menduga akan begini. Seharusnya, ia tak percaya pada Dimas sejak awal. Bagaimana bisa laki-laki itu melakukan ini di hari pernikahan mereka? Cincin kawin yang seharusnya dijadikan mahar perkawinan mereka ketinggalan di rumah! Dishi kesal sampai ke ubun-ubun. Untung saja Dimas terpisah ruang dengannya, jadi tidak perlu ada pertumpahan darah gara-gara mas kawin ketinggalan. Dishi ada di dalam rumah, menjelma menjadi calon pengantin yang sementara ini anggun, sedangkan Dimas, Papa selaku wali, penghulu, saksi, serta keluarga besar dan kerabat yang hadir dalam akad nikah mereka berada di halaman rumah yang sudah disulap menjadi pelaminan. Meski dilanda kesal, bagi Dishi, Dimas yang baik, humoris, juga tampan, membuatnya mengira akan lebih mudah jatuh cinta pada lelaki itu. Nyatanya, cinta ataupun debar-debar istimewa itu tak pernah muncul. Setelahnya, lonjakan hormon cinta Dishi justru bereaksi pada Ditya, bos di kantor barunya. Dishi harus berjuang mengendalikan hatinya, terlebih ketika ia tahu rahasia terbesar Ditya. Dishi merasa bersalah. Pernikahannya, walaupun tidak didasari cinta, bukanlah pernikahan main-main. Sah di hadapan hukum dan agama. Bagaimana Dishi membangun pertahanan anti-selingkuh untuk tetap setia kepada Dimas?