Gramedia Logo
Product image
KREESHNA MANGANJU

Lembaran Pelajar Dana Pribadi

Format Buku
Deskripsi
Buku “Lembaran Pelajar Dana Pribadi” adalah buku pengalaman mahasiswa Indonesia yang bukan berasal dari keluarga yang mempunyai kedudukan tinggi, namun bisa berkuliah ke luar negeri tanpa beasiswa. Apa yang terlintas dipikiran Anda ketika pertama kali melihat kata LPDP pada halaman depan buku itu? Tentu Anda berpikir buku itu akan bercerita soal bagaimana cara mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Salah satu beasiswa yang paling diburu oleh sebagian besar mahasiswa Indonesia. Bukan. Buku ini tidak akan membahas soal itu. Sebab LPDP sendiri merupakan plesetan dari Lembaran Pelajar Dana Pribadi. Ya, dana pribadi. Jadi buku tersebut membahas terkait 12 kisah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di 12 negara berbeda tanpa beasiswa. Memang bukan hal mudah untuk hidup dan kuliah di negeri orang tanpa subsidi negara. Hal itu juga diutarakan beberapa penulis di buku ini. Akan tetapi, bagi mereka susah bukan berarti hal yang mustahil. Mereka telah membuktikannya. Semisal kisah pertama yang ditulis Kreeshna Manganju. Dia bercerita tentang kehidupannya saat tinggal dan kuliah di Belgia selama dua tahun tanpa beasiswa. Lelaki yang mengambil jurusan Political Strategy and Communication ini menyatakan dengan gamblang bahwa tak perlu menjadi anak pejabat atau pengusaha untuk bisa mengenyam pendidikan di universitas luar negeri. Cukup dengan keyakinan bahwa kita bisa maka semuanya pasti akan terselesaikan. Tak lupa, ia juga berbagi pengalaman tentang kerasnya hidup di Belgia. Dia mesti bekerja paruh waktu untuk meringankan beban orang tuanya dan membiayai dirinya sendiri saat di Belgia. Meski begitu, ia tetap mampu menikmati kuliah dan bekerja di sana. Ia merasa salah satu nilai lebih berkuliah dengan dana pribadi ialah kebebasan. Kuliah tanpa beasiswa membuatnya dapat menikmati masa-masa kuliahnya di Belgia tanpa memikirkan tuntutan yang harus ia penuhi. Seperti teman-teman di sekelilingnya yang berkuliah dengan beasiswa. Mereka memiliki waktu yang agak terbatas untuk menikmati masa kuliah karena harus belajar demi menuntaskan tuntutan dari pemberi beasiswa mereka. Kisah yang tak kalah menariknya juga datang dari Nadi Guna Khairi. Ia berhasil menempuh pendidikan perguruan tinggi Strata Satu (S1) di University of Redlands School of Business di Kota Redlands, Amerika Serikat. Saat ini ia bekerja sebagai manajer e-commerce di sebuah perusahaan ritel sepatu di Los Angeles. Semua ini diraihnya tanpa sekalipun menyentuh beasiswa. Pun ia bukanlah anak dari seorang Sultan atau Raja Jawa yang punya harta berlimpah. Nadi hanyalah seorang anak biasa dengan mimpi yang terlalu tinggi. Sejak usia 12 tahun, ia dan kakaknya sudah berpisah dengan kedua orang tuanya di Indonesia. Mereka pindah ke Amerika Serikat untuk tinggal bersama pamannya. Awalnya, mereka harus beradaptasi di negara yang tidak berbahasa, beragama, dan berbudaya seperti Indonesia. Tapi berkat kemandirian dan kerja keras, semua kesulitan itu dapat terlewati. Buku yang disampaikan berdasarkan pengalaman, jujur dan juga terkadang sedikit satir ini membuat pembaca seolah-olah terlibat di dalamnya. Seluruh cerita dikisahkan secara mendalam hingga terkadang membuat pembaca bertanya tentang kehidupan diri sendiri. Nuansa kisah dalam buku ini juga sangat nyata sehingga dapat membuat pembaca tersenyum, tergugah, dan tergerak untuk mengupayakan nasibnya sendiri. Salah satu kelebihan dari buku ini adalah penulis tidak hanya menceritakan pengalaman mereka saat berkuliah di luar negeri tetapi juga banyak memberikan informasi dan tips sebelum keberangkatan ataupun ketika sudah berada di luar negeri. Misalkan dokumen yang harus dilengkapi sebelum keberangkatan, informasi mengenai tempat penginapan atau apartemen dan juga informasi mengenai kampus di negara yang mereka tinggali. Oleh sebab itu, buku ini sangat cocok bagi Anda yang punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Di luar itu semua, terdapat sejumlah kalimat berbahasa asing yang disisipkan para penulis sehingga pembaca harus menyiapkan kamus guna lebih memahami apa yang disampaikan penulis. Terkecuali jika pembaca memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik, maka tak ada masalah. Selamat membaca! Yuk segera dapatkan bukunya di Gramedia!
Detail Buku