Gramedia Logo
Product image
Imelda Bactiar

Loper Koran Jadi Jenderal: Seni Memimpin Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Format Buku
Deskripsi
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman hanya menjalani pangkat bintang dua, bintang tiga, bintang empatnya dalam waktu kurang dari tiga tahun. Dalam era militer Indonesia modern, kariernya disebut banyak pengamat sebagai rising star. Dalam catatan perjalanan karier setiap prajurit, mereka dinilai utuh setelah terbukti mampu menjalankan tugas staf, menjadi pendidik, bertugas di teritorial sekaligus meraih sukses diuji di lapangan pertempuran. Penugasan Jenderal Dudung sangat beragam, mulai dari pengalaman operasi di Timor-Timur, pengalaman teritorial terbanyak di bawah Kodam II Sriwijaya, sampai pengalaman memimpin institusi pendidikan Akademi Militer sebagai Wakil Gubernur (2015-2016), dan sebagai Gubernur Akademi Militer (2018-2020). Dia juga didaulat menjadi Panglima Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta sejak 6 Agustus 2020-24 Mei 2021, lalu sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Jakarta sejak 25 Mei 2021-31 Januari 2022, dan akhirnya menduduki posisi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sejak 19 November 2021 sampai sekarang. Jenderal Dudung mencatatkan karier militer sejak memimpin peleton, kompi, batalion, sampai institusi pendidikan militer di Akademi Militer. Dia lalu menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya, Panglima Kostrad, dan karier puncak di TNI AD sebagai KSAD. Dia dianugerahi Kartika Eka Paksi Nararya Prestasi tahun 2003 dari pengalaman operasi di Aceh. Dudung Abdurachman juga dikenal dengan banyak kebijakannya yang humanis dan pro prajurit, seperti mendukung ----iii kesejahteraan prajurit di ujung tombak dengan perbaikan rumah, peningkatan gizi keluarga, dan pengadaan seragam dinas dari pusat. Dia juga menggagas penerimaan calon Bintara dan Tamtama dari jalur santriwan dan santriwati. Inilah jejak aplikasi kepemimpinan militer yang jujur dan terbuka, yang berproses dari wawancara dan penulisan tiga tahun lamanya. Jejak ini tentu bisa ditiru oleh siapa pun yang tertarik, baik warga sipil maupun militer.
Detail Buku