Gramedia Logo
Product image
Bre Redana

Majapahit Milenia

Format Buku
Deskripsi
Misteri sejarah masa lalu berawal dari tetirah Bre Redana di sebuah candi kuno yang terletak di lereng Gunung Lawu, Candi Cetho. Di sana, Bre Redana merasa ‘kangslupan” roh Banca dan Naya. Banca dan Naya adalah sang pamomong tanah Jawa pada masa kejayaan Majapahit. Keduanya moksa (hilang tak berbekas) dan berjanji akan kembali sewaktu-waktu untuk bikin perhitungan. Banca sesumbar: “Titenono! (Ingatlah) Kami tidak rela kerajaan kami pecah berkeping-keping, negeri kami hancur. Setiap saat kami akan kembali.” Dan benar, keduanya masuk ke tubuh, pikiran dan jiwa Bre Redana. Semenjak itu cerita yang diawali dari runtuhnya kerajaan Majapahit, di bawah kekuasaan Girindrawardana, mengalir deras hingga munculnya Kesultanan Pajang di bawah kekuasaan Sultan Hadiwijaya, sebagai titik awal munculnya kerajaan Mataram Kuno. Di samping melihat sebab musabab kebangkrutan Majapahit termasuk berbaliknya arus zaman yang terjadi di Asia Timur, Selatan, dan Tenggara waktu itu, tukang cerita melihat petualangan sosok muda putra Ki Ageng Pengging bernama Karebre. Karebre menempa diri dalam olah tubuh dan kebatinan, sebelum kemudian mengabdi ke kerajaan Islam, Demak, yang menggantikan Majapahit. Dibayang-bayangi gagasan dan romantisme Majapahit, ia terlibat dalam aksi militer yang membuat Demak jatuh dan kerajaan pindah ke Pajang. Inikah bagian dari janji dua abdi Majapahit yang menitis padanya tadi, bahwa mereka akan melakukan pembalasan pada 500 tahun ke depan?
Detail Buku