Gramedia Logo
Product image
Retni SB

Mala Borneo

Format Buku
Deskripsi
Sesungguhnya, apa lagi yang tidak diambil perusahaan sawit dari hidup Tanjung? Tak cukup nyawa Umaknya dan kelangsungan keluarga mereka, masa depan Tanjung pun tampaknya akan berakhir sebagai buruh sawit, seperti halnya hampir seluruh orang di desa mereka. Tua, muda, bahkan kanak-kanak pun sudah melihat prospek hidup di kebun sawit. Maka, saat ajakan Jarot, kawannya sesama buruh, untuk mengacau di perkebunan muncul, Tanjung tak bisa tinggal diam. Sudah cukup ia dan kawan-kawannya dieksploitasi perusahaan sawit. Tak peduli hidup di tanah paling subur sekalipun, hidup akan selamanya sengsara jika terus-terusan ditindas, begitu pikir Tanjung. Namun tak ada yang menyangka, ulah isengnya untuk memberi pelajaran pada perusahaan itu berubah arah; diembus angin hutan yang mistis dan dibumbui semerbak misteri yang meliputi perkebunan. Membuat cahaya mentari semakin sulit menembus dedaunan sawit yang rapat, hingga membuat semua orang bergidik, takut, bahkan terkencing-kencing di celana. Jika sudah begini, tak peduli mandor, kuli, buruh, karyawan perusahaan, hingga petinggi sekalipun, akan takluk dibuatnya. Profil Penulis: Retni Sb adalah penulis kelahiran Cirebon yang mulai belajar menulis sejak SD karena terprovokasi oleh buku-buku cerita yang dipinjamnya dari perpustakaan sekolah. Cerpen anak pertamanya dimuat di koran nasional ketika dia SMP. Sejak itu, dia jadi makin semangat belajar menulis dan mengirimkan cerpen dan novel ke media serta penerbit. Cukup banyak yang diterbitkan, tapi jauh lebih banyak yang ditolak.
Detail Buku