Gramedia Logo
Product image
Khoirul Rosyadi Dan Nor Hayati Sa`At (Editor)

Masyarakat Nelayan Malaysia&Indonesia Kajian Pembangunan&Perubahan

Format Buku
Deskripsi
MASYARAKAT NELAYAN MALAYSIA DAN INDONESIA Permasalahan masyarakat nelayan di Malasyia dan Indonesia adalah unik dan khas. Keduanya mirip, tapi berbeda. Kemiskinan struktural, patronase, marginalisasi, sumberdaya manusia, ketidakadilan, hingga kesejahteraan adalah masalah masalah yang selalu muncul dalam masyarakat nelayan di kedua negara. Meski demikian, budaya, karakter, mental, dan habitus yang berbeda membuat masyarakat nelayan di Malaysia dan Indonesia memiliki cara yang tidak sama dalam menyelesaikan masing masing persoalanya. Inilah yang membedakannya: cara pandang, berpikir, etos, rasa, sikap, hingga perlawanan. Maka buku Masyarakat Nelayan Malaysia dan Indonesia: Kajian Pembangunan dan Perubahan ini menjadi menarik dan penting sebagai alat bantu untuk melihat, membaca, dan menyelami pengalaman-pengalaman para masyarakat nelayan di Malaysia dan Indonesia; bagaimana mereka terpinggirkan, tertindas, menolak, kemudian keluar bergerak menggayuh impian kesejahteraan. Nyatanya, jejak masyarakat nelayan pada kedua negara yang tersaji dalam buku ini begitu menggetarkan untuk dijelajahi. Sebagai sebuah kajian, hasil-hasil penelitian yang tersaji dalam buku ini sangat penting dan seksi. Kajian, paparan, dan analisis-analisisnya sangat khas serta unik. Pembangunan dan modernisasi di Malaysia melalui berbagai proses dan di antaranya modernisasi dalam aspek fisik yang erat kaitannya dengan proses industrialisasi, urbanisasi, dan upaya peningkatan kekayaan ekonomi negara sejak kemerdekaan. Pembangunan yang ingin dicapai didasarkan pada pemikiran filosofis tentang pentingnya keseimbangan antara ras dan persatuan bangsa dengan menerapkan prinsip-prinsip pertumbuhan dan distribusi untuk menciptakan keharmonisan dan stabilitas dalam masyarakat (Abdul Rahman 2003: 30). Sejarah perkembangan dan transformasi masyarakat Malaysia menunjukkan peran penting yang dimainkan oleh pemerintah dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai proyek pembangunan yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, terutama melalui pengenalan berbagai kebijakan nasional, terutama sejak penerapan Dasar Ekonomi Baru (DEB) pada tahun 1970. Melalui DEB dan Garis Besar Rencana Jangka Panjang Pertama (1971-1990) masalah kemiskinan mulai mendapat perhatian serius oleh pemerintah, terutama setelah peristiwa 13 Mei 1969. Berbagai program dan proyek pembangunan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan. dan mengurangi kesenjangan pendapatan antar ras, daerah, dan golongan. Harapannya, tujuan akhir tercapainya persatuan dan integrasi nasional di antara masyarakat Malaysia yang multi etnis, budaya, dan bahasa. DEB, yang dilaksanakan tak lama setelah peristiwa berdarah, merupakan serangkaian proyek pembangunan nasional lima tahun dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dalam mengatasi perbedaan sosial-ekonomi, intra-etnis, dan antar-etnis. DEB dihasilkan dari keragaman masyarakat Malaysia yang mencakup etnis, budaya.
Detail Buku