Acep Zamzam Noor
Membaca Lambang
Deskripsi
Sinopsis Buku
Di muara kudengar langkah waktu sayup-sayup sampai
Rumpun bakau menjelma ruang yang memantulkan gema
Ketika angin kemarau berkejaran dengan gulungan ombak
Di pantai. Aku tertinggal jauh di luar batas kesementaraan
Sekalipun yang tampak di hadapan tinggal kabut semata
Tentu ada yang masih bisa diteroka. Aku membaca lambang
Merenungi bagaimana langit merendah dan bumi meninggi
Namun bukan sedang mengulurkan benang basah ke udara
Pengembaraan adalah detik-detik yang mengalir dari gunung
Diteruskan sungai ke muara. Sedang penghayatan ibarat pasir
Yang butir-butir halusnya mengembara ke tengah samudra
Pelan-pelan aku menyaksikan senja berubah menjadi panggung
Sebuah resital cahaya mulai dipentaskan cakrawala. Di kejauhan
Gugusan pulau menggelepar-gelepar bagaikan para penari latar
MENDAKI BESAKIH
Selain kabut, aku tak bisa menebak
Keluasan langit dengan warna kemerahannya
Darah bulan menggenangi lereng bukit yang tua
Sambil mendaki kusongsong topan untuk mengekalkan
Kenangan. Doa-doaku menyelinap di antara
Keremangan yang matang oleh harum belerang
Aku tuliskan kerinduanku pada sisa terang lampu
Yang dikedipkan pulau-pulau di kejauhan
Lalu malam menyalakan mega yang terpendam
Di jantungku bergolak seribu kawah gunung berapi
Tapi hanya pada kabut, aku serahkan semua kata
Persembahan kudus yang hangus menjadi asap dupa
2008
Daftar Isi
MENCARI PERIGI
Kepompong
Sungai Walennae
Gua Pettae
Leang-leang
Makale
Ziarah ke Londa
Malam di Toraja
Pelabuhan Paotere
Menjadi Lautan
Pada Ombak Selatan
Sebelum Senja Tiba
Kusamba
Mendaki Besakih
Sebuah Desa Bernama Sidemen
Buleleng
Di Celukan Bawang
Pelabuhan Ampenan
Gorontalo
Makam Aulia Raja Ilato Jopanggola
Di Makam Hubulo
Danau Lamboto
Senja di Iluta
Otahana
Bedugul
Nyepi
Teluk Matamu
etc.
Baca Selengkapnya
Detail Buku