Gramedia Logo
Product image
Lilie Suratminto

Membuka Tabir Makna Batu Nisan Belanda

Format Buku
Deskripsi
Jejak orang Belanda selama empat abad hubungan sosial-budaya dengan Indonesia antara lain ditandai dengan adanya peninggalan batu-batu nisan di pelbagai tempat di Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak semua orang Belanda mulai dari jabatan tertinggi sebagai Gubernur Jenderal sampai orang kebanyakan tidak kembali ke negeri mereka karena berbagai alasan. Tragisnya, tidak semua orang Indonesia kini bisa memahami, apalagi menghargai, batu-batu nisan tersebut yang merupakan warisan budaya kolonial yang tidak ternilai harganya. Akibatnya, banyak batu nisan tersebut dibiarkan rusak atau justru dihancurkan karena tempatya dipergunakan untuk keperluan tertentu. Buku Membuka Tabir Makna Batu Nisan Belanda dimaksudkan sebagai panduan memaknai inskripsi dan lambang-lambang yang terukir pada batu nisan Belanda yang sarat dengan makna filosofis. Profil Penulis: Lilie Suratminto (1950) alumnus Program Studi Bahasa Belanda Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1977-1982). Ketertarikannya dalam bidang sejarah dimulai sejak ia duduk di bangku SMP. Selama 12 tahun (1995-2008), ia menjadi komentator Radio Nederland Hilversum dalam acara "Empat Abad Hubungan Indonesia-Belanda". la menyelesaikan disertasi di Ul dengan judul: Komunitas Kristen Masa VOC di Batavia Dilihat dari Batu Nisannya: Kajian Wacana dan Semiotik (2006). la menulis buku Makna Sosio-Historis Batu Nisan VOC di Batavia (2008). Saat ini, ia menjabat Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Buddhi Dharma (2015-2023) dan sebagai anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN).
Detail Buku
Product image
Lilie Suratminto
Membuka Tabir Makna Batu Nisan Belanda