Merangkai Air Mata Menjadi Mutiara

Setiap orang punya cerita. Dan cerita unik, khas, dan satu-satunya, sebagaimana manusia yang mengalaminya. Karena itu, berhenti sejenak dari rutinitas sesehari dan mendengarkan cerita orang lain akan membuat kita makin diperkaya. (Yoel M. Indrasmoro, Pendeta GKJ Jakarta, Direktur Literatur Perkantas) Ada satu kata yang menarik dalam buku ini, yaitu Hupomone (Hoop-om-on-ay), yang artinya adalah ketabahan terutama kepada Allah yang memungkinkan orang percaya untuk tetap bertahan di bawah tantangan hidup. Membaca "Merangkai Air Mata Menjadi Mutiara" bagai membaca sebuah catatan perjalanan seorang "Penjelajah Iman", reflektif, sekaligus informatif. Di sana-sini kita akan menemukan tikungan tak terduga dengan ending yang bisa membuat kita tersentak sambil bergumam "Iya.ya!" (Pdt. Ayub Yahya, MUCIC, Melbourne)