Gramedia Logo
Product image
YeonSun Park

Misteri Musim Panas di Duwang-Ri

Format Buku
Deskripsi
Mu Soon mau tidak mau tinggal bersama neneknya di suatu desa kecil yang jauh dari kota besar. Mu soon yang kebosanan mencoba menjelajahi desa itu. Ia bertemu dengan orang-orang di desa yang menurutnya aneh. Ketika ia menemukan sebuah peta yang menurutnya peta harta karun yang digambar oleh dirinya saat berumur 6 tahun, semuanya berubah. Tanpa sengaja, ia membuka masa lalu kelam desa Duwang-ri. 15 tahun yang lalu, sebuah kejadian besar terjadi. Empat anak hilang sekaligus. Dan hingga sekarang, belum ditemukan. Polisi sudah dikerahkan. Namun, hasilnya tetap nihil. Mu Soon merasa terpanggil untuk mencoba mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba, ia dihubungi oleh adik salah satu gadis yang hilang. Berdua, mereka mencoba menelusuri jejak anak-anak yang hilang itu. Satu per satu misteri terkuak. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Prolog: Aduh, panasnya. Hari ini panas sekali. Padahal pagi dan malam sudah mulai terasa dingin, aku pikir musim panas sudah berakhir, tetapi kenapa hari ini sepanas ini. Katanya ada lelaki paruh baya yang mati kedinginan saat mulai masuk musim semi. Sepertinya nenek 80 tahun ini bisa pingsan karena panas yang telat pergi ini. Coba berikan aku sesuatu yang menyegarkan, yang tidak asam. Apa ini? Manis dan enak. Al, loe? Aloe... aloe itu apa? Oh, aku baru pulang habis lihat ladang ubi. Aku mau mengecek ubinya sudah masuk ke bawah apa belum, ternyata masih belum masuk sepenuhnya. Sepertinya aku baru bisa menggalinya minggu depan. Mereka siapa, ya? Itu Il Young dan anak-anak yang bermain bekel dengannya. Anak perempuannya Nan Sil, ya? Aku tak mengenali karena ia memotong pendek rambutnya. Ada juga anak yang pernah main bekel dengan Il Young saat sekecil itu, tetapi pas sudah besar ia kabur karena takut melihat Il Young. Cucu perempuanku? Sudah pulang. Sudah lama ia pulang. Bukan apa-apa, tetapi orang tua sepertiku tiap menyiapkan makan untuk diri sendiri pasti jadi menghela napas terus, bagaimana, ya? Toh tetap harus aku lakukan, kan. Selling Point: - Ceritanya diceritakan dengan gaya yang menarik. - Alurnya mengalir sehingga pembaca akan terbawa cerita. - Ada dua sudut pandang tokoh - Ada plot yang tidak disangka-sangka
Detail Buku