Muhammad The Messenger: Periode Futuh Mekah

Enam tahun pasca hijrahnya Rasulullah saw., dari Mekah, hidup kaum muslimin dipenuhi dengan berbagai peperangan dan pertempuran. Mereka berpandangan bahwa kondisi ini tidak bisa berlangsung terus-menerus. Harus ada suatu hari di mana orang-orang Jazirah Arab menyadari bahwa Rasul yang membawa agama Islam tidak datang untuk menyerukan peperangan dan pembunuhan, bukan pula mencerai-beraikan masyarakat atau membuat fitnah di antara manusia. Justru sebaliknya beliau diutus untuk memberikan petunjuk agar membebaskan manusia dari kotoran paganisme dan menyelamatkan mereka dari adat-istiadat jahiliah yang membinasakan. Sekarang, sudah tiba saatnya bagi kaum Quraisy dan Yahudi, sebelum kubu-kubu yang lain, untuk mendengarkan akal sehat dan berhenti memerangi Islam. Bahkan, para pemuka kedua kubu itu seharusnya sudah menyadari kebodohan mereka yang telah membuat mereka bersikap keras kepala dan menyimpang dari kebenaran, terutama pada tahun-tahun terakhir ini, ketika setiap waktu mereka melihat Islam bertambah kuat, semakin mantap kedudukannya, serta semakin menyebar ajarannya. Lalu, mengapa mereka bersikukuh memusuhinya, tanpa memikirkan kedamaian yang menjamin kemaslahatan seluruh penduduk Jaziran Arab? Prolog: Strategi peperangan kaum Muslimin, yaitu dengan menyerang secara tiba tiba ketika musuh lengah, telah memberikan hasil yang memuaskan. Buktinya, menjelang akhir tahun keenam hijrah, kabilah-kabilah Arab berhasil dikendalikan oleh kewibawaan dan kekuatan mereka. Bahkan, musuh-musuh mereka merasa gentar melihat kekuatan kaum Muslimin. Hal ini membuat mereka mulai mempersiapkan kehidupan yang tenang berdasarkan hubungan diplomatik yang baik, menghapus semua tradisi balas dendam dan kedengkian agar semua orang bisa hidup dengan aman dan selamat. Selling Point: - Buku ini merupakan seri ketiga dari kisah perjalanan dakwah Nabi Muhammad - Membahas strategi-strategi efektif yang dilakukan agar berhasil dalam menyebarkan dakwah - Membahas tentang kemenangan kota Mekah