ADIA PUJA
Mustika Zakar Celeng
Format Buku
Deskripsi
“Tidak bisakah kau bertahan sedikit lebih lama, Kang? Setidaknya sekali dalam hidup, aku ingin merasa dipuaskan.” Pengakuan mencengangkan Nurlela ini membuat Tobor hancur. Pernikahan berusia sebelas tahun mereka berada di tubir perpisahan oleh perkara hubungan badan. Nurlela didera ragam penyesalan, sedangkan Tobor mencoba beragam cara agar urusan ranjang ini terselesaikan. Mulai dari yang medis, hingga mistis. Termasuk mencari sosok mitos Ratu Siluman Celeng dan meminta kesaktikan dari mustika berbentuk zakar. * “Mustika Zakar Celeng sepertinya hendak melakukan rekonsiliasi antara realitas sosial dengan mitos, komik dengan tragedi, realisme dengan surealisme. Isu seksual dikembangkan menjadi isu sosial, lalu menjadi isu politik yang menggambarkan kesia-siaan tokohnya yang mencari kekuasaan tapi berakhir pada ketidakberdayaan.” JURI SAYEMBARA NOVEL DEWAN KESENIAN JAKARTA 2021
ADIA PUJA adalah mantan seorang jurnalis yang terus menulis. Lahir di Bandung tahun 1989, dan kini menetap di Bogor. Pada 2018, dia menerbitkan karya fiksi pertamanya, Konspirasi Hujan, yang diikuti dengan karya lainnya, Orang Gila yang Ingin Menjadi Pohon (2020), Makan Tahi (2020), Jemantik: Nama-Nama Celaka dan Kisah yang Belum Selesai (2022), dan Kisah Satu Hari yang Berakhir dengan Putusnya Alat Kelamin (2023). Naskah Mustika Zakar Celeng dianugerahi sebagai salah satu naskah yang menarik perhatian juri pada Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2021. Tidak ada yang membuatnya keranjingan selain teh manis dingin, karya fiksi, dan The Beatles.
Baca Selengkapnya
Detail Buku