Gramedia Logo
Product image
Satoko Miyano

Nanti itu Kapan?

Format Buku
Deskripsi
Saat Tocchan minta kudapan, mamanya bilang “nanti”. Saat Tocchan mengajak main, papanya bilang “nanti”. Sebenarnya “nanti” itu kapan, sih? Berapa lama Tocchan harus menunggu? 1 menit? 2 menit? Atau 1 jam? Tocchan selalu merasa bahwa dia sendirian di rumah. Keluarganya memiliki toko makanan. Orang tua Tocchan sibuk menjalankan toko dan melayani pelanggan. Setiap kali Tocchan meminta ibu dan ayahnya untuk bermain, atau menanyakan sesuatu kepada mereka, mereka hanya mengatakan "Nanti...". Orang tuanya tidak segera melakukan apa yang mereka janjikan. Lonely Tocchan mencoba menghabiskan waktunya sendiri. Tocchan yang malang, bertanya-tanya kapan sebenarnya "nanti" itu? Ibu awalnya membeli ini untuk "mengajarkan" anak bagaimana menunggu. Tapi, Ibulah yang menyadari bahwa bahkan untuk anak kecil, menunggu itu tidak mudah. Padahal, orang dewasa harus bisa mengatur waktu dan menepati janji untuk anak. Tidak peduli seberapa sibuk mereka. "Nanti Nak", kalimat itu begitu sering diucapkan tanpa penjelasan berapa lama sang anak harus menunggu. Ternyata membacakan cerita untuk anak adalah salah satu cara paling efektif untuk membangun koneksi saraf "bahasa" di otaknya yang sedang tumbuh. Membacakan cerita untuk anak juga bisa menjadi kebiasaan sehat yang mampu mendukung perkembangan kognitifnya. Meskipun saat ini ibu sudah bisa menggunakan gadget yang canggih untuk menghibur dan menenangkan anak sebelum tidur, akan tetapi dongeng yang diceritakan secara langsung punya kelebihan tersendiri.
Detail Buku