Andrea Hirata
Sang Pemimpi
Deskripsi
Buku Kedua Andrea Hirata ini bercerita tentang masa SMA tiga orang pemuda, yaitu Ikal, Arai dan Jimbron. Mereka bertiga adalah remaja yang berasal dari Belitung dan melanjutkan sekolah di Manggar, SMA Negeri pertama di Manggar. Untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya Arai, Ikal dan Jimbron bekerja paruh waktu sebagai kuli di pasar ikan.
Arai adalah yang paling cerdas diantara mereka bertiga, selalu mengutip kata-kata inspiratif dari berbagai sumber “tak semua yang dihitung bisa diperhitungkan dan tak semua yang diperhitungkan bisa dihitung”, sedangkan Ikal yang sangat mengidolakan H. Roma Irama akan mengutip kalimat dari lirik lagu raja dangdut tersebut “Darah muda adalah darahnya para remaja” sedangkan Jibron yang sangat menyukai kuda akan mengeluarkan kalimat yang tidak jauh-jauh dari bahasan tentang kuda.
Kehidupan SMA adalah perjalanan mencari jati diri. Arai, saat itu jatuh cinta pada teman sekelasnya, Zakia Nurmala, sedangkan Ikal jatuh cinta pada putri seorang china, A Ling, dan Jimbron jatuh cinta padaku.
Sinopsis
Bagi Ikal dan Arai, kemiskinan boleh mengambil segalanya, kecuali satu: mimpi. Mereka letakkan mimpi setinggi-tingginya. Dua anak kuli timah itu mencurahkan segenap tenaga. Meskipun demikian, manisnya hidup tak boleh lalai dilewatkan. Di sela kesibukan belajar di sekolah menengah, selalu saja ada celah untuk menikmati masa remaja. Mencuri-curi waktu menonton bioskop, mengejar cinta pertama, adalah sekian dari kisah mereka. Namun, satu hal tak pernah terlupa, impian yang telah lama bersemayam dalam diri.
Keterangan
Jumlah Halaman : 247
Penerbit : Bentang Pustaka
Tanggal Terbit : 5 Mei 2011
Berat : 0.3 kg
Panjang : 28.0cm
Lebar : 20.0 cm
ISBN : 9786028811378
Bahasa : Indonesia
Baca Selengkapnya
Detail Buku