W.P. Groeneveldt
Nusantara dalam Catatan Tionghoa
Deskripsi
Jauh sebelum kedatangan orang Eropa khususnya bangsa Belanda di Nusantara, etnik Cina sudah melakukan aktivitas perdagangannya di tanah Jawa, tepatnya di pesisir pantai utara Jawa, khususnya di daerah Tuban dan Surabaya yang saat itu sudah ramai dikunjungi oleh para pedagang mancanegara yang kebanyakan dari mereka datang dari belahan bumi sebelah barat dan timur. Peran para pedagang Cina saat tersebut lebih spesifik sebagai pedagang perantara (middleman) antara penguasa pribumi dengan penguasa pribumi, juga antara penguasa pribumi dengan rakyat.
Kedatangan pertama etnis Cina ke Nusantara khususnya Pulau Jawa tidak diketahui secara pasti. Namun berdasarkan catatan perjalanan seorang Biksu Budha bernama Fa Hsien, maka dapat diketahui bahwa bangsa Cina telah mengenal Jawa sejak awal abad ke 5 M. Pada tahun 414 M, Fa Hsien terdampar di sebuah pulau bernama Ya Wa Di. Nama pulau ini merupakan transliterasi Cina dan toponim dari Jawadwipa, sebutan Jawa dalam bahasa Sanskerta.
Nusantara merupakan daerah perlintasan yang sangat tua. Sejak periode 2000 SM, Nusantara telah menjalin hubungan dengan Dinasti Shang di Cina. Mulai abad ke-18, orang-orang Barat mencoba melacak kembali persentuhan-persentuhan pertama antara Negeri Cina dengan Nusantara. Dan dalam hal ini penelitian oleh W.P. Groeneveldt tentang “Nusantara dalam catatan Tionghoa” yang pertama kali diumumkan pada 1880 tetap saja merupakan pegangan yang bermanfaat sampai sekarang. Denys Lombard, dalam Nusa Jawa Silang Budaya II.
Baca Selengkapnya
Detail Buku
W.P. Groeneveldt
Nusantara dalam Catatan Tionghoa