Bondan Kanumoyoso
Ommelanden: Perkembangan Masyarakat dan Ekonomi di Luar Tembok Kota Batavia
Format Buku
Deskripsi
Pendirian Batavia sebagai markas besar Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Asia pada 30 Mei 1619 turut memengaruhi wilayah di sekitarnya. Ketika Batavia berkembang menjadi salah satu pusat perdagangan terbesar, kota ini membutuhkan wilayah pedalaman (Ommelanden) untuk memenuhi keperluan warganya dengan beragam jenis tanaman pangan, bahan bangunan, dan sumber daya manusia. Setelah mengalami dua serangan oleh Kesultanan Mataram pada 1628 dan 1629, serta beberapa kali pertempuran dengan Kesultanan Banten pada 1640-an, VOC menyadari betapa pentingnya menegakkan kekuasaannya di Ommelanden demi memelihara keamanan dan memastikan Batavia tidak terisolasi dari wilayah pedalamannya yang vital. Perjanjian dengan penguasa lokal lantas dibuat untuk memperluas pengaruh VOC. Selain itu, beberapa lembaga dibentuk guna mengelola masyarakat dan perekonomian di Ommelanden. Ommelanden: Perkembangan Masyarakat dan Ekonomi di Luar Tembok Kota Batavia, 1684–1740 memotret berbagai faktor yang merangsang perkembangan sosial-ekonomi di sekitar wilayah Batavia. Buku ini menjelaskan wilayah Ommelanden dari segi karakteristik geografis, perkembangan administrasi lokal, pola-pola kepemilikan lahan, perbudakan dan buruh, serta perkembangan industri gula sebagai usaha pertanian terpenting.
Profil Penulis:
BONDAN Kanumoyoso lahir di Madiun pada 11 November 1972. Pada 1996, dia lulus dari Program Studi Sejarah, Universitas Indonesia. Dia bergabung dengan program Towards A New Age of Partnership (TANAP) di Universitas Leiden, Belanda, pada 2002. Saat mengikuti program ini, dia memiliki kesempatan untuk mengkaji arsip VOC abad ke-17 dan 18. Pada 2005, dia menerima beasiswa dari Program Beasiswa Nuffic-Belanda, yang memberinya kesempatan untuk menyelesaikan program PhD di Universitas Leiden. Risetnya fokus pada sejarah sosio ekonomi, sejarah lokal, dan sejarah Indonesia modern awal. Sejak 1996, dia bekerja sebagai pengajar di Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
Baca Selengkapnya
Detail Buku