Gramedia Logo
Product image
SAMSUDIN BERLIAN

Pengkhianat Musik Cadas Kafir Duologi 2 | Kumpulan Revisi Kolom Bahasa Harian Kompas

Format Buku
Deskripsi
Buku ini, yang terdiri dari dua serangkai, isinya pendek-pendek, ringan, nakal, dan kurang ajar. Antara jenaka dan serius. Tidak baik untuk pelajaran dasar bahasa Indonesia. Tidak mengajarkan kepatuhan kepada tata bahasa Indonesia. Tidak ada pembahasan mendalam tentang hukum bahasa. Tidak ada tuntunan tentang bahasa baku di sini. Tidak ada metode atau teori baru dan canggih tentang ini itu bahasa. Duologi ini berusaha memperkenalkan dan mengunggulkan kejanggalan dan keberlainan. Ia mempertanyakan kebiasaan. Ia menjunjung dan menyerukan keunikan. Ia mencoba mendobrak kemapanan. Tidak ada hukum yang tabu dihantam. Ia diharapkan akan menggoyahkan kemapanan dan kenyamanan. la tidak berpretensi akan menyelesaikan. masalah. Ia mencoba memaksa pemikiran ulang, dari level kata per kata, bahkan huruf per huruf, sampai level konsep keseluruhan suatu bahasa nasional. la mencoba melihat hubungan-hubungan yang komplex, saling silang pengaruh, antara kata dan makna dengan dunia publik sehari-hari kita. Ia membongkar kaitan antara dunia politik dan dunia bahasa, bagaimana politik memanfaatkan dan menyalahgunakan bahasa, dan dengan cara apa bahasa mempengaruhi dan mengaburkan politik. Ia mencoba merenungi komplexitas permainan bahasa di dalam diskursus agama-agama, ketika kata-kata dipakai dengan makna yang berbeda-beda di benak penuturnya masing-masing tanpa mereka sadari. Dalam Duologi ini, pilihan-pilihan dalam bahasa bukanlah kekacauan yang liar membingungkan, melainkan adalah kemewahan yang nikmat tak terdustakan. Prinsipnya sekadar bahwa semua hukum bahasa dan segala kekecualiannya ada untuk melayani bahasa, bukan untuk menguasainya dan mengkerdilkannya. Petulis berpedoman bahwa tata bahasa ada untuk bahasa, bukan bahasa untuk tatabahasa. SAMSUDIN BERLIAN. Petulis suka menjelajah alam semesta jauh dan dekat, luar dan dalam, dengan atmanya. Raganya biasa diam saja mendekam di satu ruang, dengan sehelai bacaan, secangkir teh-tehan, dan senada eufoni. Tidak ada yang istimewa. Tak penting diketahui apa-apanya. Bacalah Duologi. Lupakan petulisnya.
Detail Buku