AM. Unggul Putranto, Andre Herlambang
Pensiun Tanpa Waswas
Format Buku
Deskripsi
Semua orang pasti mengalami pensiun. Karyawan swasta atau wirausahawan, pimpinan atau pegawai, semua orang akan memasuki masa pensiun. Beberapa orang menganggap masa pensiun sebagai waktu untuk rehat, menjauh dari dunia kerja, dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga. Beberapa yang lain menganggap masa pensiun sebagai kesempatan untuk mengerjakan hal-hal yang belum pernah dilakukan ketika bekerja, mengembangkan hobi, dan memperbanyak kegiatan sosial. Terlepas dari semua pilihan yang ada, kita tetap harus mempersiapkan masa pensiun sebaik mungkin. Pensiun Tanpa Waswas berusaha merangkum hal-hal yang perlu kita lakukan untuk mempersiapkan masa pensiun, terutama yang berkaitan dengan kesiapan mental dan finansial. Tanpa kesiapan mental, masa pensiun bisa menimbulkan stres berlebih. Pun tanpa kesiapan finansial, kita harus menjalani masa pensiun dengan bergantung pada orang-orang terdekat dan membebani mereka. Dilengkapi contoh nyata dan cara-cara praktis, buku ini bisa menjadi panduan bagi kita untuk menjalani masa pensiun dengan bahagia.
Profil Penulis:
AM. UNGGUL PUTRANTO me - nyelesaikan kuliah S-1 di Fakultas Psikologi UGM pada 1989. Dia menempuh dan menyelesaikan S-2 di Universitas Indonesia pada 2002. Sejak kuliah, Unggul telah aktif di Yayasan Realino, yayasan sosial yang menangani pemberian bantuan untuk masyarakat kurang mampu di Yogyakarta. Unggul mengawali karier di sebuah perusahaan elektronik di Jawa Tengah, pada bagian yang sesuai dengan bidang keilmuannya, yaitu SDM. Dia menghabiskan sebagian besar pengalaman kerjanya di Pertamina, juga di bidang yang sama, khususnya bidang organisasi. “DNA” SDM Unggul mulai berubah ketika mendapat beberapa penugasan di luar korporat. Tour of duty di beberapa anak perusahaan menuntut Unggul belajar ilmu pemasaran, trading saham, UMKM,
dan sustainable development goals. Di akhir penugasan di Pertamina Group, Unggul mendapat tugas yang relatif baru, yaitu sebagai auditor di Universitas Pertamina. Tugas ini membuatnya seolah tidak pernah pensiun karena masih berkegiatan di sebuah asosiasi yang disebut Perkumpulan Ahli Mitigasi Pengadaan Barang dan Jasa. Minatnya dalam bidang seni, khususnya seni lukis, dan pergaulan dengan teman-teman pelukis di Yogyakarta dan Bali membuat dia bisa mengisi waktu luang dengan mengekspresikan diri setelah pensiun. Unggul berseloroh, “Jika ternyata setelah pensiun tidak bisa lagi membeli lukisan, kenapa tidak membuatnya sendiri?”
Baca Selengkapnya
Detail Buku