Inggit Putria Marga
Penyeret Babi
Format Buku
Deskripsi
berkecambahlah benih, berkecambahlah
agar jernih kelam pedih
agar putih hitam perih
berakarlah benih, berakarlah
agar terbenam maki dendam
agar tenggelam amuk kecam
berbatanglah benih, berbatanglah
agar koyak selaput sesak
agar tak tegak dosa berkerak
berdaunlah benih, berdaunlah
agar teduh tetangis riuh
agar luruh berlapis peluh
berbungalah benih, berbuahlah
agar mekar sukma dilepas raga
agar sabar raga melepas sukma
bersama langit dan matahari
berkecambahlah benih
berkaki tanah dan air
berakarlah benih
bertangan cahaya dan udara
berbatanglah benih
bermuka hewan dan manusia
berdaunlah benih
berkepala semesta dan yang berada di atasnya
berbungalah, berbuahlah
wahai sang benih
wahai yang tak pernah mengenal pamrih
2006
Profil Penulis:
Inggit Putria Marga lahir di Tanjungkarang, Lampung, pada 25 Agustus 1981. Menyelesaikan pendidikan formal di Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 2005. Tiga sajaknya termasuk di antara 60 puisi terbaik Indonesia 2009 setelah pada tahun 2008 tiga sajaknya juga termaktub dalam 100 sajak terbaik Indonesia 2008 Anugerah Sastra Pena Kencana pilihan Yayasan Pena Kencana Indonesia. Mendapatkan Anugerah Kebudayaan 2005 sebagai penulis puisi terbaik dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia melalui sajak Janji Bunga Yang Seperti Matahari yang dimuat Koran Tempo edisi minggu, 17 April 2005. Karya sastranya berupa puisi terpublikasi di media massa nasional dan daerah: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Pikiran Rakyat dan Lampung Post serta terdapat dalam kumpulan puisi bersama: Traversing (Komunitas Utan Kayu), Suka Duka: Compassion and Solidarity (UWRF 2009), 60 Puisi Terbaik Indonesia 2009 Anugerah Sastra Pena Kencana 2009, 100 Puisi Terbaik Indonesia 2008 Anugerah Sastra Pena Kencana (Yayasan Pena Kencana Indonesia), Living Together (Komunitas Utan Kayu, Jakarta), Festival Mei (Institut Nalar, Bandung), Perjamuan Senja (Dewan Kesenian Jakarta), Gerimis dalam Lain Versi (Dewan Kesenian Lampung), Konser Penyair Ujung Pulau (Dewan Kesenian Lampung), Gemilang Pesona Musim, Narasi dari Pesisir, dan Surat Putih 2 (Risalah Badai, Jakarta), 142 Penyair Menuju Bulan (Banjarmasin, 2006). Beberapa festival puisi yang pernah diikuti adalah Festival sastra International ”International Literary Biennale” 2005 dan 2009 (Komunitas Utan Kayu), Ubud Writers and Readers Festival di Bali, Oktober 2009, Festival Puisi Antara Bangsa Pangkor Perak Malaysia, Januari 2011. Saat ini menetap di Bandar Lampung.
Baca Selengkapnya
Detail Buku